Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2015, 12:45 WIB
KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Untuk itu tekanan darah harus dikontrol.

Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/80. Karena tidak menimbulkan gejala, maka kita disarankan untuk mengukur tekanan darah paling tidak setahun sekali.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh The National Institute of Health diketahui orang yang rutin minum obat bisa menurunkan tekanan darah sistolik (bacaan atas) menjadi 120 mm Hg atau 20 mmHg lebih rendah dari target.

Penelitian itu dilakukan pada 9.300 orang yang berusia di atas 50 tahun. Mereka yang tekanan darahnya berhasil turun, lebih sedikit mengalami serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Risiko kematiannya juga berkurang sampai seperempat.

Meski ada banyak jenis obat untuk menurunkan hipertensi, tapi para ahli tetap merekomendasikan pentingnya perubahan pola hidup.

"Perubahan gaya hidup adalah lini pertama melawan hipertensi," kata Rhian Touyz, profesor dari Institute of Cardiovascular and Medical Science di Universitas Glasgow.

Ia menambahkan, penyebab terbesar tekanan darah tinggi adalah konsumsi garam. Bukan hanya garam yang ditambahkan dalam makanan, tapi makanan kemasan dan minuman energi juga mengandung garam tinggi tapi sering tidak disadari.

Selama 50 tahun, para ahli telah mengetahui bahwa orang yang membatasi asupan garam (di bawah 2 gram perhari) terbebas dari penyakit hipertensi.

"Mengurangi asupan garam adalah salah satu dari perubahan gaya hidup yang direkomendasikan. Yang lainnya adalah olahraga 30-40 menit setiap hari, banyak mengasup sayur dan buah, serta tidak mengonsumsi alkohol," katanya.

Konsumsi sayuran hijau sangat dianjurkan karena mengandung nitrat. Zat tersebut akan diubah menjadi nitric oksida dalam tubuh, yang merupakan pelebar pembuluh darah alami dan menurunkan tekanan darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com