Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2015, 12:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Dua pertiga manusia di seluruh dunia ternyata memiliki virus herpes sangat menginfeksi. Demikian pernyataan dari WHO.

Lebih dari 3,7 milyar orang di bawah usia 50 menderita virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan luka-luka bengkak di sekitar mulut. Sekitar 417 juta orang usia 17-49 kedapatan memiliki jenis virus lain HSV-2 yang ada hubungannya dengan luka-luka di sekitar organ intim.

Ini merupakan kali pertamanya WHO mengestimasi prevalensi global penyakit herpes.

Kendati kedua jenis virus dapat menyebabkan herpes di organ intim, sampai sekarang HSV-2 secara tradisional lebih memungkinkan untuk mendatangkan penyakit tersebut. Namun, menurut laporan WHO virus HSV-1 makin meningkat menyebabkan herpes di kemaluan, terutama di negara-negara kaya.

Penyebabnya, kebersihan yang lebih baik menurunkan tingkat infeksi pada anak dan membuat orang muda berisiko tertular lewat seks oral ketika mereka mulai berhubungan seks.

Kebanyakan orang terinfeksi virus herpes dan tidak menampakkan tanda-tanda dan gejala.

Virus tersebut mati suri selama bertahun-tahun dan kekambuhan penyakit dipicu oleh hadirnya virus, perubahan hormon, stres, kelelahan atau perubahan sistem kekebalan tubuh.

Saat ini belum ada obat untuk virus tersebut. Kebanyakan orang tertular HSV-1 di masa anak dari kontak kulit ke kulit dengan orang dewasa yang terinfeksi.

Virus herpes ini berpindah lewat sekresi atau luka di kulit yang tersebar dari sentuhan, ciuman, berbagi benda seperti pisau cukur, handuk, sikat gigi atau alat pemotong kuku. HSV-2 umumnya ditularkan lewat hubungan seksual dan dapat meningkatkan risiko terkena HIV, penyakit yang menyebabkan AIDS.

Masih sedikit diketahui mengenai hubungan antara HSV-1 dan HIV/ADIS kendati dapat menyebabkan komplikasi serius seperti encephalitis, penyakit serius yang menyebabkan peradangan di otak.

Sammi Gottlieb, pejabat medis WHO menyerukan pentingnya pembuatan vaksin herpes."Kita benar-benar perlu mempercepat pembuatan vaksin herpes simplex dan jika sebuah vaksin dirancang mencegah infeksi HSV-2 juga dapat mencegah HSV-1, hal itu akan lebih bermanfaat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com