"Tim sedang berada di lokasi, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Papua untuk menyelidiki langsung," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, HM Subuh, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/11/2015) malam.
Subuh mengatakan, hingga saat ini total anak yang meninggal dunia masih simpang siur. Berdasarkan laporan terakhir, sejak minggu pertama hingga keempat bulan November sudah ada 31 kematian anak di distrik tersebut. Minimnya akses komunikasi cukup menghambat informasi terbaru ke pusat.
"Karena akses informasi tidak ada maka sampai saat ini saya belum dapat laporan," kata Subuh.
Penyebab kematian anak-anak tersebut juga belum diketahui pasti. Subuh mengatakan, anak-anak sempat mengalami gejala demam tinggi, kejang, dan diare. Dengan gejala tersebut, bisa saja karena infeksi virus dan bakteri atau parasit.
Kemenkes menunggu hasil laboratorium untuk bisa memastikan penyebab penyakit yang berujung pada kematian. Sebelumnya sempat diduga mereka meninggal karena terserang pneunomia akibat perubahan iklim. Ada pula yang mengira terkena malaria, tetapi hasilnya negatif.