Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2015, 07:55 WIB
Kisah dalam tulisan adalah tentang Reni, Orang dengan HIV/AIDS dari Papua yang didokumentasikan dalam projek Saya Positif oleh Andri Tambunan.

KOMPAS.com — Semula, suami saya tidak mengetahui kondisi status HIV saya. Tahun 2011, saya dan suami pergi untuk mengikuti tes HIV, dan ternyata hasilnya adalah positif.

Setelah mendengar kabar tersebut, pada mulanya saya cukup tertekan. Namun, saya tidak merasa lelah dan kewalahan dengan beban sebagai orang yang hidup dengan HIV karena saya menerima dukungan dan motivasi dari keluarga. 

Ibu saya selalu memberikan dukungan dan bimbingan spiritual, begitu juga dengan suami saya yang terus memberikan dorongan untuk bertahan dan menerima segala sesuatu yang terjadi dengan ikhlas.

Sebelum saya mengonsumsi ARV (obat antiretroviral) berat badan saya hanya 18 kg. Ada satu masa ketika saya dirawat di rumah sakit sebanyak 6 kali. Bukan hal yang mudah untuk bisa melakukan aktivitas normal, sementara saya harus banyak beristirahat. 

Saya sudah menjalani pengobatan ARV selama 4 tahun, dan saat ini kondisi kesehatan saya sudah jauh membaik. Sekarang berat badan saya 41 kg, dan saya bisa bekerja seperti layaknya ketika saya belum sakit.

Setiap hari saya selalu bangun pukul 04.00 pagi untuk shalat subuh bersama ibu dan nenek saya. Lalu saya mengurus beberapa pekerjaan rumah sehari-hari, seperti bersih-bersih dan memasak. 

Saya berkontribusi di komunitas saya dan bekerja secara sukarela di klinik dengan cara membantu para dokter dan perawat yang merawat para pasien yang memerlukan dorongan semangat untuk mengonsumsi ARV. 

Kemudian, pada sore hari, saya mengajar anak-anak kecil yang tinggal di kampung saya untuk belajar membaca Quran, dan sebulan sekali saya juga rutin mengikuti kelompok pengajian bersama para ibu rumah tangga lainnya yang tergabung di dalam komunitas.

Sangatlah penting untuk mengonsumsi ARV secara rutin dan tepat waktu untuk menekan perkembangan virus HIV, jadi saya selalu membawa ponsel dengan fasilitas alarm untuk mengingatkan saya. Kita tidak bisa mengganti pengobatan ARV dengan obat-obatan herbal karena hanya ARV yang telah terbukti bisa mengobati HIV.

Saya menjalani hidup saya bagai sebuah perjalanan yang indah. Saya tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu yang ada, dan saya tidak akan pernah menyerah.

Mereka yang menjalani hidup dengan HIV seharusnya tidak perlu takut karena saya sudah membuktikan bahwa ARV bisa membantu memulihkan kesehatan secara penuh. Bagi mereka yang tidak menderita positif HIV, jangan takut untuk mengikut tes dan mengecek status HIV.

Lihat laporan multimedia Saya Positif di http://mmm.kompas.com/saya-positif

Saya Positif memuat tujuh profil individu dengan HIV positif. Namun, bertentangan dengan stereotipe yang negatif, ketujuh profil ini justru menampilkan sisi yang sebaliknya; mereka kuat, sehat, produktif, tangguh, dan penuh akan harapan.

Mereka adalah sosok para orangtua yang penuh pengabdian, seorang anak laki-laki dan anak perempuan yang penuh kasih, anggota masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi untuk keluarga dan komunitas.  

Kesaksian dan testimoni mereka tidak hanya menjadi sumber inspirasi, tetapi juga bukti nyata akan pentingnya melawan kesalahpahaman yang selama ini ada di tengah masyarakat. Kesaksian dan testimoni mereka juga membantu melawan stigma dan diskriminasi di Tanah Papua.

Official website: www.sayapositif.org
Facebook: www.facebook.com/sayapositif/
YouTube: www.youtube.com/channel/UCBOIghw4aj4thMgAKKeiHmA/videos
Twitter: www.twitter.com/sayapositif
Instagram: www.instagram.com/sayapositif/

Hak cipta dilindungi undang-undang. Tidak ada bagian dalam publikasi ini yang boleh diproduksi ulang, disimpan dalam sistem pengambilan ulang, atau ditransmisikan dalam segala bentuk atau segala sarana, baik itu elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, maupun cara lainnya tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari pihak Andri Tambunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com