Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2015, 18:30 WIB
BEKASI, KOMPAS.com - Kondisi penis yang kecil atau tertutup lemak pada anak yang gemuk memang bisa menyulitkan proses sunat. Biasanya dokter menolak melakukan khitan dan meminta anak mendapatkan terapi hormon sebelum disunat.

Tertimbunnya penis (burried penis) biasanya disebabkan karena penis tertutup lapisan lemak di bawah perut. Biasanya ukuran penis anak normal, walau tampak kecil. Sementara itu kondisi mikro penis memang memiliki ukuran di bawah rata-rata.

"Dampak dari kedua kondisi penis itu sama, susah kalau ingin disunat dan pemulihannya lama karena lukanya lama kering," kata dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf dari Klinik Rumah Sunatan Jatiasih, Bekasi, dalam acara media edukasi mengenai Sunat Gemuk, Selasa (1/12/15).

Ia mengatakan, sunat gemuk memang memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibanding sunat biasa akibat anatomi penis yang tersembunyi.

Meski demikian, menurut Mahdian, dengan teknik sunat khusus, anak tidak perlu mendapatkan terapi hormon.

"Tujuan dari terapi hormon pada anak yang penisnya kecil atau tertimbun adalah untuk membesarkan dan memperpanjang penis," kata Mahdian.

Pemberian terapi hormon, menurut dia, bisa memberikan efek samping pada anak karena anak mengalami pubertas lebih dini.

"Selain juga harga terapinya relatif mahal. Tapi kalau memang mikro penis biasanya saya rujuk berkonsultasi ke dokter endokrin anak" ujarnya.

Dengan teknik khusus, yakni sayatan, jahitan, dan simpul yang berbeda, tindakan khitan pada anak gemuk dapat dilakukan tanpa anak perlu menguruskan badannya dulu atau diterapi hormon.

"Jarum yang dipakai sekecil mungkin agar tidak terjadi perdarahan. Selain itu pembiusan dan jahitannya juga lebih rapat untuk mencegah kulit kulup menutup lagi," paparnya.

Di Klinik Rumah Sunatan, menurut Mahdian, sejak tahun 2013 sudah dilakukan tindakan khusus sunat untuk anak gemuk. "Sejauh ini sudah ada 2500 anak dari berbagai kota yang mendapatkan tindakan sunat khusus itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com