Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Rompi Antikanker Warsito Dilarang Terima Pasien

Kompas.com - 03/12/2015, 13:59 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com ­ - Peneliti rompi antikanker, Warsito P Taruno untuk sementara tidak boleh menerima pasien atau klien baru di Klinik Riset Kanker, Alam Sutera, Tangerang. Hal itu merupakan kesepakatan dengan Kementerian Kesehatan karena hasil penelitian Warsito masih dilakukan evaluasi.

“Untuk sementara tidak menerima klien baru. Untuk klien yang sudah lama, karena bagian dari tanggung jawab, tetap kita follow up,” ujar Warsito dalam pertemuan dengan pihak Kementerian Kesehatan, Rabu (2/12/2015).

Pertemuan itu ditayangkan di You Tube yang diunggah akun resmi Kementerian Kesehatan “Sehat Negeriku. Staf Menteri Kesehatan Akmal Taher yang mengatakan, penelitian Warsito akan dievaluasi terlebih dahulu selama maksimal satu bulan.

“Jadi sementara ini pasien baru jangan diambil dulu sebelum hasil review keluar,” kata Akmal.

Jika terbukti secara ilmiah, hasil penelitian Warsito mungkin saja bisa digunakan untuk terapi kanker. Atau Warsito harus melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan secara medis. Sebab, penelitian untuk diaplikasikan pada manusia harus dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi, penelitian ini menyangkut kesehatan manusia.

Hasil penelitian Warsito memang menuai pro kontra. Sejumlah dokter onkologi atau kanker menyatakan, rompi antikanker yang diciptakan Warsito belum terbukti dapat mematikan sel kanker. Tanpa pengobatan medis, hal itu justru dapat memperburuk perkembangan sel kanker.

Ada dua alat yang digunakan Warsito dari hasil penelitiannya, yaitu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) untuk skrining kanker dan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker dalam bentuk rompi.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com