Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MOM, Komitmen Philips Turunkan Angka Kematian Ibu

Kompas.com - 11/01/2016, 19:45 WIB

KOMPAS.com - Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut data hasil SurveI Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, 359 per 100.000 ibu meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas.

Sedangkan, data World Health Organization (WHO) menunjukkan, di Indonesia tercatat 190 kematian ibu tiap 100.000 kelahiran pada 2013. Angka ini berada di peringkat ketiga paling buruk di negara anggota ASEAN, walaupun Indonesia menduduki tingkat ekonomi terbesar di ASEAN.

Inilah yang melatarbelakangi Philips meluncurkan program solusi Mobile Obstetrical Monitoring atau MOM demi mengurangi angka tersebut. Aplikasi MOM Philips ini terpasang pada ponsel pintar.

Sebagai langkah awal, Philips menggandeng Kabupaten Sijunjung di Sumatera Barat untuk menerapkan program solusi yang berbasis ponsel pintar ini.

Pasalnya, berdasarkan survei oleh Universitas Andalas pada tahun 2008 yang telah diterbitkan di Profil Kesehatan Kementrian Kesehatan Sumatera Barat tahun 2012, kematian ibu di Sumatera Barat mencapai 212 jiwa tiap 100.000 kelahiran.

Aplikasi ini memungkinkan para tenaga kesehatan untuk memasukkan data klinis dan rekam medis pasien. Bahkan, memasukkan data dari hasil diagnosa kebidanan dan alat pemantau lainnya seperti ultrasound, doppler dan fetal monitor.

Secara keseluruhan telehealth MOM ini bertujuan untuk mengumpulkan dan memantau data kebidanan, guna mengidentifikasi sejak dini kehamilan yang berisiko tinggi.

Program ini juga menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi ibu dengan kehamilan risiko tinggi di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses ke dokter ahli kebidanan.

Program MOM ini memiliki tiga komponen di dalamnya, aplikasi android MOM yang dipasang di ponsel bidan-bidan atau tenaga kesehatan di puskesmas, perangkat lunak server MOM yang dipasang di Rumah Sakit, di mana data dari ponsel akan disinkronkan dengan server MOM melalui SMS dan aplikasi bagi dokter yang ditujukan untuk memantau dashboard pasien secara intensif.

Komponen tersebut memungkinkan para bidan di pedesaan untuk memasukkan data melalui SMS kepada dokter spesialis yang bisa memberikan saran medis kapanpun dan dari manapun. Sistem ini akan membantu tenaga kesehatan membuat keputusan yang tepat dengan stratifikasi risiko berdasarkan panduan standar klinis yang berlaku.

Sedangkan cara kerja MOM ada dua, yang pasif dan aktif. Untuk yang pasif, pasien hanya perlu membuka portal web MOM, kemudian mengisi data-data kesehatan yang selanjutnya nanti akan dimonitor oleh tim dokter dan juga akan diperbarui tingkat risiko kehamilannya.

"Jika berisiko tinggi, tim kesehatan akan mengunjungi langsung rumah pasien untuk melakukan pengecekan lanjutan,” ujar Hermawan Sujito, Regional Sales Manager – Healthcare Philips Health System.

Lalu untuk yang aktif, menurut dr. Edwin Suprayogi, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung, kader MOM akan menginfokan ke tim kesehatan soal adanya ibu hamil yang tidak ingin melakukan pemeriksaan di puskesmas untuk diketahui risiko kehamilannya.

“Kemudian, bidan akan mengunjungi langsung rumah pasien tersebut dan melakukan beberapa pengecekan seperti tekanan darah, cek gula darah dan berat badan. Selanjutnya, data tersebut akan dikumpulkan dan dikirim ke server guna pemonitoran kondisi pasien oleh bidan dan dokter,” jelas dr. Edwin.

Diakui dr. Edwin Suprayogi, program ini sangat membantu masyarakat Sijunjung, khususnya bagi ibu hamil, yang kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com