Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2016, 10:02 WIB
KOMPAS.com - Penyakit infeksi bakteri menjadi ancaman baru. Setelah penularan Ebola di Afrika Barat yang menyebabkan ribuan korban jiwa, dunia kini menghadapi virus Zika yang ditularkan nyamuk dan infeksi bakteri Meliodosis.

Tim ilmuwan dalam jurnal Nature Microbiology menyebut Meliodosis termasuk infeksi yang kebal antibiotik. Karena itu diharapkan infeksi ini mendapat prioritas tinggi oleh organisasi kesehatan dan para pembuat kebijakan.

Infeksi ini umumnya ditemukan di tanah di Asia Tenggara dan Australia bagian utara, tetapi juga bisa menyebar ke area non-endemik melalui hewan yang terinfeksi.

Sementara itu, ilmuwan dari Universitas Oxford mengingatkan bahwa virus Zika, yang dibawa oleh nyamuk dan menyebabkan wabah di Brasil, berpotensi menyebar dengan cepat ke area baru.

Zika pertama kali dideteksi di Afrika pada tahun 1940-an dan tidak dikenal di benua Amerika. Tetapi pejabat kesehatan di negara-negara Amerika Latin seperti Brasil, Panama, Venezuela, Meksiko, El Savador, Suriname, Colombia, dan masih banyak lagi, menyebut telah menemukan virus ini.

Zika dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang juga menularkan demam dengue, demam kuning, dan chikunguya.

Ribuan orang telah terinfeksi virus tersebut di Brasil. Meski virus ini tidak menyebabkan kematian, tapi bisa menyebabkan bayi lahir cacat dengan kondisi microcephaly, kondisi serius yang membuat perkembangan fisik dan mental bayi terhambat.

Ilmuwan internasional diharapkan meneliti virus ini, bagaimana penyebarannya, dan kemungkinan mengembangkan obat atau vaksinnya.

"Kita harus belajar dengan apa yang terjadi dengan Ebola," kata Trudie Lang, profesor Global Health Research dari Oxford.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com