Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Memburuk Setelah Pakai Rompi, Ini Tanggapan Warsito

Kompas.com - 12/01/2016, 11:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Rompi antikanker yang diciptakan Warsito Purwo Taruno menuai pro dan kontra. Sejumlah dokter onkologi tidak menyarankan pasien kanker menggunakan rompi tersebut karena hanya akan memperburuk penyakit.

Menanggapi hal itu, Warsito mengakui ada sejumlah pasiennya yang tidak mengalami perbaikan setelah menggunakan rompi antikanker. Namun, menurut dia, jumlahnya jauh lebih sedikit, yakni 10 persen.

"Itu terjadi sekitar 10 persen. Kalau yang berhasil kan sekitar 50 persen, itu membaik. Ada juga yang stagnan atau tidak mengalami perubahan itu 40 persen," kata Warsito di kantor Pusat Penelitian Kanker dan Fisika Medis (CTECH Labs), Alam Sutera, Tangerang, Senin (11/1/2016).

Warsito menjelaskan, pasien yang gagal mengalami perbaikan setelah pakai rompi antikanker awalnya mengalami peradangan di bagian tubuh sehingga terasa sakit. Pasien pun panik dan tak lagi menggunakan rompi tersebut.

Menurut Warsito, peradangan memang bisa terjadi ketika sel-sel kanker yang telah dimatikan oleh rompi antikanker tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh. Sel yang mati itu pun menumpuk dan terjadi peradangan.

"Kalau kanker terlalu besar, banyak sel mati yang enggak kebuang, jadi numpuk itu jadi radang. Normalnya keluar dari keringat, urine, feses, bisa keluar bau sekali," jelas Warsito.

Sementara itu, Warsito mengklaim banyak pasien yang berhasil sembuh dari kanker karena punya keyakinan tinggi bisa diatasi dengan rompi antikanker.

Menurut dia, jika sel kanker masih kecil, penggunaan rompi antikanker cukup 6 bulan saja, sedangkan untuk sel kanker yang besar butuh waktu dua tahun untuk bisa sembuh.

Meski demikian, penelitian yang dilakukan Warsito belum selesai. Kementerian Kesehatan meminta Warsito melakukan penelitian sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

Dalam penelitian di bidang medis, harus dipastikan keamanan dan manfaat alat kesehatan karena menyangkut nyawa manusia. Kantor Pusat Penelitian Kanker dan Fisika Medis (CTECH Labs) pun dilarang menerima pasien baru hingga kaji ulang yang dilakukan pemerintah selesai.

CTECH Labs memang terlihat ramai dikunjungi oleh pasien lama yang masih diperbolehkan melakukan konsultasi rompi antikanker. Dalam satu tahun, Warsito mengaku dikunjungi sekitar 2000 penderita kanker dari seluruh daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com