Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2016, 18:03 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Biasanya, orang yang berdiet, akan mengawasi dan membatasi apa yang ada di dalam piringnya. Tapi, bagaimana dengan isi yang ada di dalam gelas?

Minuman, mungkin adalah sumber kalori kosong yang tersembunyi, kata Mark Izzo, PhD, direktur sains dan teknologi Orafti Active Food Ingredients.

"Meski labelnya sehat seperti jus jeruk dan anggur tapi tetap mengandung sekitar 100 kalori dalam setiap cangkirnya. Yang lebih buruk, jarang ada orang minum jus cuma satu cangkir, biasanya minimal setara dua cangkir. Jadi 200 kalori sekali minum dan itu tinggi kalori sekali."

"Belum lagi minuman bersoda yang nyaris nol nutrisi tapi padat gula dan kalori. Setengah liter minuman soda setara dengan 18 sendok teh gula," kata Izzo lagi.

Soda, sudah tidak perlu ditanyakan lagi, adalah salah satu sumber utama mengapa banyak orang kelebihan kalori, menurut David L. Katz, MD, profesor kesehatan masyarakat dan medis Yale University School of Medicine dan penulis buku The Way to Eat.

Ukuran standar atau sekitar 350 ml minuman bersoda nondiet mengandung sekitar 150 kalori. Minum dua atau tiga botol per hari sama dengan menambah setengah kilogram berat badan per minggu. Bayangkan, jika hobi minum minuman bersoda Anda jalankan selama setahun.

"Beberapa jenis minuman bersoda mengurangi jumlah kalorinya, disebut soda diet. Tapi saya tetap berpikir itu bukan pilihan yang sehat. Minuman bersoda tidak menawarkan nutrisi apapun, berbeda dengan makanan,” kata Katz.

Makanan, meski ada yang tinggi kalori, setidaknya masih ada nutrisinya yang bisa kita ambil. Lagipula, makanan lebih mengenyangkan dalam waktu lama dibanding soda. Itu akan menghindarkan kita dari keinginan makan berlebih, tambah Katz.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity pada tahun 2000 menjelaskan hal ini. Sebanyak 15 pria dan wanita sehat mengonsumsi  450 kalori tambahan, dalam bentuk kacang jeli atau soda setiap hari selama empat minggu. Setelah minggu keempat, kelompok yang meminum soda dibalik menjadi makan kacang jeli dan sebaliknya.

Kelompok yang memakan kacang jeli, ternyata secara otomatis mengurangi asupan kalori dari sumber yang lain. Pada akhir penelitian, mereka hanya mengalami sedikit kenaikan berat badan dibanding peminum soda.

Soda bukan satu-satunya minuman yang harus diwaspadai. Minuman jenis laim seperti kopi, dengan segala tambahannya juga patut diawasi. Sebagai contoh, segelas besar Mocha Coconut Frappuccino dengan whipped cream mengandung 710 kalori dan 26 gram lemak.

Bagaimana dengan minuman beralkohol? Segelas wine atau bir, rata-rata mengandung 100 kalori. Lebih buruk lagi, minuman beralkohol sering mendorong Anda mengonsumsi camilan tidak sehat secara berlebihan.

Lihat saja berapa banyak orang minum bir atau wine sambil mengudap keripik kentang atau kacang asin.

Kembali ke soda. Soda diet mengandung nol kalori namun tanpa nutrisi, dan dikemas bersama pemanis buatan. Menurut FDA, dalam jumlah berlebihan, pemanis buatan akan merusak metabolisme.

Pertanyaannya, apakah Anda bisa membatasi diri jika sudah terlanjur mencoba lalu suka minuman bersoda? Batasi asupan soda diet, itulah yang terbaik jika Anda tak bisa menghilangkannya sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com