Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2016, 16:10 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com — Para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya virus zika dalam air liur dan urine dua pasien yang terinfeksi zika. Virus itu ditemukan aktif sehingga berpotensi menyebabkan infeksi.

Lembaga penelitian di Brasil khawatir, zika bisa menular lewat ciuman, dan menyarankan agar wanita hamil berhati-hati saat berciuman.

Peneliti melakukan tes genetis untuk mengidentifikasi virus di air liur dan sampel urine terhadap dua pasien yang terinfeksi zika. Penemuan ini menambah kekhawatiran bahwa penyebaran virus zika bisa terjadi selain karena gigitan nyamuk.

Sebelumnya, Amerika juga telah mengonfirmasi adanya penularan melalui hubungan seksual pada seorang warga di Texas. Virus zika ditemukan dalam air mani seorang pria.

Di Brasil juga terkonfirmasi bahwa ada penularan zika melalui transfusi darah. Perlu penelitian lebih lanjut apakah zika bisa ditularkan melalui cairan.

Sambil menunggu hasil penelitian, masyarakat, khususnya wanita hamil, diminta tetap waspada terhadap segala kemungkinan terjadinya penularan virus. Terlebih lagi, belum ada pengobatan untuk infeksi zika, demikian halnya dengan vaksin untuk virus ini.

"Kita tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada kemungkinan untuk penularan," ujar dokter Paulo Gadelha.

Infeksi virus zika sering kali tidak menunjukkan gejala. Seperti penularan virus lainnya, infeksi zika akan menimbulkan gejala, seperti demam, ruam, nyeri pada sendi, serta yang khas adalah mata merah. Gejala biasanya akan muncul pada dua hingga tujuh hari.

Virus ini menjadi perhatian khusus karena dikaitkan dengan meningkatnya kasus mikrosefali pada bayi yang baru lahir. Mikrosefali adalah gangguan perkembangan otak yang menyebabkan ukuran kepala bayi lebih kecil dari ukuran normal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com