Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2016, 12:05 WIB

KOMPAS.com - Sebagai orangtua yang baru punya anak, mungkin membingungkan ya, Mam, kalau tiba-tiba si kecil tidak buang air besar. Ternyata sembelit juga rentan terjadi pada bayi. Nah, Mama perlu mengetahui penyebab hingga penanganan sembelit pada bayi.

Jane Morton, MD, profesor yang khusus meneliti kesehatan anak mengatakan bahwa jadwal pup pada bayi sangat bergantung pada kondisi tubuh bayi. Sehingga Mama perlu mengetahui jadwal pup si kecil.

Bayi yang menerima ASI eksklusif pasti pup setelah makan. Namun, sebagian bayi dapat menyimpan asupan makanan hingga beberapa hari bahkan seminggu ke depan.

“Konsistensi adalah cara melihat sembelit pada bayi. Orangtua perlu melihat jadwal pup bayi biasanya. Jika tidak biasa, maka bisa disebut bayi itu terkena sembelit. Selain itu, pup yang keluar juga lebih kecil dari biasanya,” ujarnya. Menurut Jane, bayi yang menerima ASI eksklusif akan jarang mengalami sembelit.

Mama juga bisa melihat perubahan warna pup pada bayi. Menurut Jane, bayi yang tidak memiliki pup berwarna kuning cerah selama lima hari ada kemungkinan terkena sembelit. Bayi yang menolak makanan juga merupakan tanda-tanda terjadinya sembelit.

Lalu apa saja yang dapat menyebabkan sembelit pada bayi? Jane Morton mengatakan tergantung pada setiap bayi. Beberapa bayi mungkin saja tidak bisa menerima susu formula tertentu.

Untuk bayi di atas 6 bulan, berbagai makanan padat yang mulai dikonsumsi bisa juga menimbulkan sembelit. Terlalu banyak makanan padat seperti pisang atau bubur nasi dapat memicu sembelit.

Menghentikan konsumsi makanan yang bisa membuat bayi sembelit menjadi cara efektif untuk mengatasinya. Selain itu, Mama bisa menggunakan berbagai sayuran dan buah seperti pir dan brokoli. Mama bisa membuatnya menjadi jus atau bubur saring.

Jika hal itu tidak membantu menyembuhkan sembelit pada bayi, Mama bisa membawanya ke dokter. Berbagai pengobatan yang biasanya akan diberikan oleh dokter antara lain bubuk pelancar pup yang dicampur dengan makanan dan stimulasi dubur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com