Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2016, 18:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Kerap kita berpikir punya perut six packs berarti perut kuat dan pelari yang hebat. Kendati beberapa pelari memiliki perut berotot alami karena latihan dan diet, perut six packs tak berdampak langsung pada performa lari.

Bagi pelari, perut kuat itu penting karena membantu memperbaiki postur dan kecepatan. Menurut Sports Othopedic Physical Therapist Julianne Cappadona, "Perut mirip fondasi rumah."

Ia menjelaskan, perut terdiri tiga otot, yaitu rectus abdominis, oblique eksternal dan internal, serta tranverse abdominis. Semua otot ini membantu menjaga penjajaran netral tulang belakang dan tubuh pada saat kaki berlari.

Semua otot ini penting untuk dilatih bersama agar hasilnya maksimal. Rectus abdominis adalah otot yang berawal di tulang kemaluan dan berakhir di tulang dada.

Transverse abdominis juga penting karena merupakan lapisan terdalam dari semua otot perut. Otot ini melintang secara horizontal di sepanjang perut dan aktif ketika kita menggerakkan kaki. Otot ini membantu kita menyangga rongga dada. Otot transverse abdominis yang kuat menciptakan stabilitas lebih antara tubuh atas dan bawah.

Cappadona menjelaskan, bagi pelari, otot perut itu penting. Perut membantu menstabilkan dan mencegah cedera.

Memang perut berotot tampak indah. Ia menjelaskan, otot six packs saja tidak bermanfaat untuk lari. Menurut para ahli dari GMB Fitness, sebuah situs yang mendedikasikan membantu atlet mencapai tujuan kebugarannya, "Perut six packs bukan indikator nyata dari apa pun, kecuali untuk menunjukkan kadar lemak di tubuh bagian bawah."

Rectus abdominis adalah otot yang membuat perut tampak berotot. Tetapi, otot ini tidak memberikan stabilitas cukup untuk membantu menjaga penjajaran netral tubuh. Faktanya, transverse abdominis adalah otot yang harus diperkuat pelari.

"Stabilisasi transverse abdominis dapat mengurangi risiko cedera pelari. Tanpa stabilitas tubuh, gerakan kaki dapat berdampak besar," kata Cappadona.

Dengan memperkuat otot transverse abdominis, kita mencegah cedera pinggul, punggung bawah, dan pangkal paha.

Di Hopkinton Physical Therapy, Cappadona menjelaskan bagaimana latihan perut bermula dan berlanjut. Latihan dimulai dengan berbaring dan bernapas sambil menjaga stabilisasi perut. Untuk menambah tingkat kesulitan, mereka menambah gerakan di lengan dan kaki.

Selanjutnya, gerakan berlanjut ke plank atau berdiri di mana kaki dan tangan tetap tak bergerak sambil menggerakkan perut dan bagian tubuh lain. Semakin pelan, semakin sulit gerakan. Namun, semakin pelan, semakin efektif latihan itu memperkuat perut.

Latihan stabilisasi perut yang populer untuk lari adalah "bridge". Latihan dimulai berbaring di lantai dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menjejak lantai. Kemudian, pelari perlahan menaikkan pinggul lurus sambil menjaga bahu rata di lantai. Anda harus menciptakan garis lurus antara lutut dan pinggul saat melakukan gerakan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com