Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatirkan Pekerjaan, Banyak Karyawan Kehilangan Waktu Tidur

Kompas.com - 14/03/2016, 20:09 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Menurut survei dari 3.200 karyawan yang dilakukan oleh CareerBuilder, setidaknya sekitar satu dari empat karyawan mengatakan, pikiran buruk tentang pekerjaan terjadi sedikitnya sekali dalam seminggu, bahkan bisa lebih.

Survei lain yang dilakukan sebelumnya, yang melibatkan lebih dari 1.400 karyawan di berbagai negara, bahkan menghasilkan angka yang lebih tinggi: tiga dari empat karyawan kehilangan tidur karena masalah pekerjaan.

Peneliti menjelaskan, itu sangat mungkin terjadi karena pekerjaan kerap memberikan tekanan bagi karyawannya, sehingga karyawan sering terjebak dalam kondisi sulit tidur karena pikiran atau stres akan pekerjaan mereka.

Kasus karyawan yang berhubungan dengan stres melompat 28 persen selama tiga tahun belakangan, menurut data dari penyedia program kesehatan karyawan Workplace Options, yang melihat data dari lebih dari 100.000 karyawan, dan memiliki kepentingan dalam membantu karyawan mengatasi stres tersebut.

"Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres kerja adalah sumber utama stres bagi orang dewasa, khususnya di Amerika. Kasus tersebut telah meningkat secara progresif selama beberapa dekade terakhir," menurut peneliti dari The American Institute of Stress.

Salah satu alasan yang membuat kasus stres pada karyawan meningkat ialah penggunaan teknologi. Sehingga karyawan terhubung dengan pekerjaan lebih sering dari sebelumnya.

"Jam kerja 9-to-5 kini berubah menjadi 24/7," kata konsultan kerja Kristi Daniels dari Orange County. "Batas antara pekerjaan dan kehidupan menjadi kabur."

Selain itu, dalam beberapa kasus, seorang karyawan menanggung lebih banyak pekerjaan karena krisis ekonomi.

"Banyak perusahaan yang memotong jumlah karyawan selama krisis keuangan dan membebankan posisi kosong tersebut pada karyawan yang ada, dan karyawan sendiri tidak tahu apakah atasan mereka berencana untuk mengisi posisi tersebut," kata Rosemary Haefner, kepala sumber daya manusia di CareerBuilder.

"Karena itu, beban kerja telah meningkat, namun tidak sejalan dengan kenaikan gaji."

“Karyawan yang mengambil tanggung jawab lebih, multi-tasking, harus membagi waktu mereka untuk banyak tugas yang berbeda, cenderung membuat karyawan lebih banyak membuat kesalahan, yang pada gilirannya menyebabkan lebih banyak stres," kata AJ Marsden, seorang asisten profesor dan psikolog di Beacon College di Leesburg.

Terlebih lagi, kesulitan tidur dapat membuat seseorang lebih sulit untuk mengelola stres, ujar psikoterapis Holly Parker, yang mengajar di Harvard untuk topik psikologi.

Jadi apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan stres di tempat kerja?
"Jawabannya adalah mengelola gadget Anda," kata konselor kehidupan Melissa Heisler, penulis From Type A to Type Me: How to Stop “Doing” Life and Start Living It.

"Ketika komunikasi itu muncul, Anda berhenti melakukan sesuatu, Anda membaca e-mail pekerjaan baru, dan Anda kembali ke proyek yang sedang dikerjakan, dan kemudian e-mail lain muncul," jelasnya.

Ini merupakan sumber stres yang semakin lama semakin menumpuk. Menonaktifkan notifikasi untuk e-mail Anda, teks, dan media sosial akan membantu Anda kurangi stres. Cukup tentukan waktu untuk membaca semuanya, misalnya pada pukul 9 pagi, 1 siang, atau 4 sore.

Penting juga untuk berolahraga, papar Parker. "Olahraga teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membuat pikiran Anda jauh lebih santai, dan mengurangi risiko stres dan kecemasan. Makanan yang kaya omega-3, yang ditemukan dalam ikan, dan konsumsi banyak buah dan sayuran juga dapat melawan stres.”

Namun, tentu saja, beberapa situasi kerja yang terus membuat Anda stres, setidaknya membuat Anda mungkin perlu berpikir ulang untuk mencari pekerjaan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com