Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2016, 20:00 WIB


KOMPAS.com - Kematian adalah hal yang tak mungkin kita hindari dan waktunya bisa datang kapan saja Tuhan menghendaki. Tetapi, jika memungkinkan setiap orang memiliki versi ideal kematiannya.

Kematian yang tenang, sebisa mungkin hanya memberi sakit sedikit, serta bisa mengendalikan prosesnya, menjadi jenis kematian yang dinginkan banyak orang.

Sebuah penelitian melakukan survei bagaimana orang-orang mendeskripsikan "kematian yang baik".

Untuk mereka yang menghadapi penyakit tahap terminal, yang paling penting sepertinya adalah mengendalikan proses menjelang ajal menjemput, yakni lebih suka di rumah, tidak sakit, dan mendapatkan kebutuhan emosional dan spiritual.

Sementara itu, untuk keluarganya harapannya juga tak jauh berbeda. Demikian menurut penelitian international.

Biasanya dokter yang menangani pasien sakit stadium lanjut akan berdiskusi dengan pihak keluarga pasien mengenai terapi yang diinginkan dan yang tidak. Misalnya perlu tidaknya mesin ventilator saat pasien tidak bisa bernapas.

"Hal itu penting, tapi dokter juga perlu berdiskusi dengan pasien bagaimana proses menjelang kematian yang inginkannya," kata Dr.Dilip Jeste, peneliti yang melakukan studi ini.

Meski begitu, menurut Jeste hal itu jarang dikomunikasikan karena dianggap tabu oleh dokter, keluarga, dan pasiennya sendiri.

Diskusi mengenai kondisi menjelang kematian disarankan berfokus pada nilai-nilai seseorang. Misalnya apa yang penting bagi pasien, apakah agama dan nilai spritual sangat penting, dan sebagainya.

Tak sedikit pasien yang ingin di akhir hidupnya merasa "komplit", yakni bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang tercintanya dan merasa mereka sudah hidup dengan baik. Ini berarti keluarga menjadi prioritas utamanya.

Setiap pasien berbeda, karena itu komunikasi dokter dan pasien menjadi sangat penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com