Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2016, 13:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Sudah lama umat manusia mencari kunci untuk awet muda. Selain ada serum untuk mencegah penuaan kulit dan diet untuk langsing, rahasia awet muda ada di hadapan kita setiap hari : olahraga.

Ilmuwan mengatakan kebugaran yang hebat ternyata menjaga seseorang tetap muda. Para ahli dari University of Guelph, Kanada menemukan lansia yang di masa mudanya atlet elit ternyata punya otot yang lebih muda.

Lansia-lansia yang menjadi subyek penelitian itu masih berkompetisi sebagai atlet master di usia tua. Ternyata mereka punya otot-otot lebih sehat di tingkat selular dibandingkan yang bukan atlet.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Applied Physiology itu membandingkan atlet lapangan kelas dunia berusia 80-an dengan mereka yang berusia sama yang hidup mandiri.

Pemimpin penelitian Dr Geoff Power mengatakan,"Satu aspek paling unik dan baru dari studi ini adalah peserta yang luar biasa. Mereka berusia 80 dan 90 an tahun dan masih berkompetisi aktif di kelas master. Kami memiliki tujuh juara dunia. Mereka ini adalah crème de la crème dunia penuaan."

Kaki para atlet lansia itu ditemukan 25 persen lebih kuat dibandingkan rata-rata lansia bukan atlet. Di samping itu, atlet lansia juga memiliki 14 persen lebih banyak massa otot.

Mereka juga memiliki hampir lebih dari sepertiga unit motor pada otot kaki dibandingkan bukan atlet. Lebih banyak unit motor yang terdiri dari serat otot dan saraf berarti lebih banyak massa otot dan lebih kuat.

Proses penuaan alami membuat sistem saraf kehilangan neuron motor yang menyebabkan saraf kehilangan unit motor, berkurangnya massa otot dan berkurangnya kekuatan, kecepatan dan tenaga.

Proses penuaan itu mengalami percepatan lumayan besar setelah usia 60 tahun. Dr Power mengatakan,"Oleh karena itu, mengidentifikasi kesempatan untuk intervensi dan menunda kehilangan unit motor di usia tua itu sangat penting."

"Tetap aktif bahkan saat lansia dapat mengurangi kehilangan otot," katanya. "Tetapi kami tidak dapat mengesampingkan faktor keturunan," imbuhnya.

Ia mengatakan masih dibutuhkan riset tambahan untuk menentukan apakah kesehatan otot pada alet elit didapatkan dari latihan atau dari gen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com