Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2016, 17:07 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Jumlah anak balita yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas meningkat drastis sebesar 10 juta anak di seluruh dunia sejak tahun 1990. Anak yang dibiarkan mengalami obesitas di usia kurang dari 5 tahun, berpotensi mengalami penurunan kualitas hidup akibat risiko kesehatan jangka panjang, lapor WHO.

Namun, sebuah studi baru telah menemukan teknik gratis dan mudah yang bisa dilakukan para orangtua untuk membantu anak terhindar dari penambahan berat badan berlebihan.

Selama melakukan studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Pediatric Obesity tersebut, peneliti secara detail melihat bagaimana kebiasaan makan 54 anak-anak balita di Durango, Meksiko, selama satu tahun.

Anak-anak tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok diberi instruksi sederhana: biarkan anak menggigit, mengunyah, dan menelan. Setelah itu biarkan mulut anak kosong selama 30 detik sebelum suapan selanjutnya diberikan. Sedangkan, kelompok lain boleh diberikan suapan selanjutnya tanpa perlu menunggu.

Selama setahun, anak-anak yang diminta untuk makan lebih lambat berhasil menurunkan berat badan sebanyak 4-5 persen. Sebaliknya, anak-anak yang makan cepat justru mengalami kenaikan berat badan 8-12 persen.

Peneliti mengatakan bahwa anak-anak yang makan lebih lambat berhasil mendapatkan manfaat dari “sinyal kenyang”.

Sinyal kenyang yang berasal dari perut menuju otak ternyata membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk aktif, sehingga anak-anak yang makan cepat kurang dari 15 menit cenderung makan berlebihan karena tak mendapatkan manfaat sinyal kenyang.

Geert Schmid-Schonbein, penulis studi dan profesor bioteknologi di Jacobs School of Engineering di UC San Diego mengatakan, selain membuat anak lebih menikmati makanan mereka, cara tersebut bisa membuat anak berhenti makan saat mereka benar-benar kenyang, atau bahkan sebelum kenyang.

Sedangkan, ide untuk menunggu 30 detik antara gigitan terakhir dan suapan selanjutnya adalah untuk membentuk kebiasaan makan yang bisa menekan kenaikan berat badan berlebih. Selain gratis dan mudah, bila kebiasaan itu berlangsung seumur hidup, seseorang tak perlu melakukan pola diet yang sulit.

"Anda dapat mengadopsi cara makan lambat secara permanen," kata Schmid-Schonbein. "Ketika seorang anak belajar tentang pendekatan ini, mereka bisa mengajarkannya kepada anak-anak mereka beberapa tahun kemudian, sehingga membentuk pola makan yang sehat. Karena itu, seluruh keluarga harus berpartisipasi dalam membuat perubahan ini."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com