Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2016, 11:15 WIB

KOMPAS.com — Ada banyak faktor yang memengaruhi datangnya pubertas. Salah satunya keturunan. Seorang anak laki-laki dan perempuan bisa mengalami puber lebih cepat jika ibu dan ayah mereka juga mengalaminya.

Awal masa pubertas pada anak perempuan adalah 8-13 tahun dan pada anak laki-laki dimulai antara usia 9-14 tahun. Tanda awal pubertas pada remaja putri adalah pembesaran payudara, pertumbuhan tinggi badan yang cepat, mulai tumbuh rambut kemaluan, dan menstruasi.

Sementara itu, pada anak laki-laki, menilai tanda awal pubertas agak sulit karena dimulai dengan bertambah besarnya buah zakar atau testis. Pubertas pada remaja putra baru terasa bila pertumbuhan tinggi badan terjadi dengan cepat dan juga mengalami mimpi basah.

Dalam sebuah penelitian, masa pubertas seorang anak ternyata mengikuti pubertas orangtuanya.

"Faktor genetik dan lingkungan tak diragukan lagi berpengaruh besar pada waktu pubertas," kata Dr Christine Wohlfahrt-Veje, peneliti perkembangan anak dari Universitas Copenhagen.

Anak yang mengalami pubertas terlalu cepat bisa memiliki tinggi badan yang lebih pendek saat dewasa. Hal ini karena pertumbuhan yang awal membuat tulang mereka berhenti berkembang pada usia yang masih muda. Selain itu, mereka juga berpotensi mengalami obesitas.

Bila orangtua dulunya mengalami puber lebih awal, anak laki-laki akan mengalami pertumbuhan rambut kemaluan satu tahun lebih cepat dibanding dengan anak yang ayahnya mengalami pubertas terlambat.

Anak laki-laki yang ayahnya mengalami puber lebih cepat juga memiliki pembesaran testis 9,5 bulan lebih cepat.

Sementara itu, anak perempuan yang ayahnya mengalami puber cepat juga mendapatkan menstruasi pertama kali sekitar 10 bulan lebih cepat. Pertumbuhan rambut kelamin mereka juga sekitar tujuh bulan lebih cepat.

Di negara berkembang, untuk anak-anak perempuan, masa pubertas mereka dipengaruhi oleh pola makan, obesitas, dan zat kimia yang menyerupai hormon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com