Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2016, 12:45 WIB

KOMPAS.com - Ukuran lingkar celana bisa saja bertambah meski berat badan Anda tetap. Salah satu penyebabnya adalah perut yang sering kembung seperti balon.

Perut kembung bisa dialami siapa saja, tetapi bagi sebagian orang frekuensi kembungnya bisa setiap hari dan tentu saja menyebabkan rasa tidak nyaman.

Perut kembung terjadi karena terlalu banyak udara terperangkap di perut. "Tubuh kita bisa membuat lebih banyak udara dari seharusnya, atau ada gangguan melepaskan gas secara teratur," kata Dr.Ashok Tuteja, profesor klinis penyakit dalam.

Sekitar 21 persen orang dewasa sering mengalami perut kembung. Menurut Tuteja, pemicunya bisa karena kebiasaan merokok, asam refluk, obat-obatan, dan juga kebiasaan bernapas lewat mulut.

Apa yang kita makan juga berpengaruh besar pada perut kembung. "Ini karena ada komponen tertentu dari makanan yang kita asup tidak terserap di usus halus seperti seharusnya," kata Dr.Alessio Fasano, ahli pencernaan anak.

Makanan yang tidak terserap sempurna itu bisa disebabkan karena kekurangan enzim usus, yang juga menyebabkan laktosa intoleran.  Kemudian makanan yang tidak terserap sempurna itu berpindah ke usus besar dan mengubahnya menjadi gas.

Penyebab lainnya adalah mikoorganiseme usus yang berlebihan sehingga mengganggu proses pemecahan makanan.

"Bisa juga karena kita kebanyakan mengonsumsi makanan yang tidak bisa diproses sempurna oleh usus halus. Misalnya saja makan kacang-kacangan," kata Fasano.

Selain produk susu dan kacang, karbohidrat dengan rantai pendek juga dapat memicu kembung. Makanan tersebut misalnya bawang, legume, buah, jamur, dan beberapa sayuran.

Meski demikian, makanan tersebut tidak harus dihindari selamanya. Jika Anda sering mengalami perut kembung, cobalah menghindari makanan tersebut selama seminggu.

Jika kembungnya mulai berkurang, mulailah mengonsumsi makanan tersebut sedikit-sedikit sampai kita bisa mengenali mana makanan yang memang menyebabkan kembung.

"Bila kita tidak dapat menemukan pemicu spefisik dari kembungnya, ada pilihan lain, yaitu antibiotik yang menargetkan bakteri pengganggu pencernaan," kata Tuteja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com