Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2016, 16:03 WIB

KOMPAS.com - Androgen, jenis hormon seks, telah digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah genetik selama beberapa dekade. Hanya saja, dokter belum menentukan persis bagaimana hormon seks sebenarnya dapat bekerja dan membantu beberapa pasien.

Namun, kini sebuah penelitian kecil mencoba menggunakan teori di balik mekanisme androgen dalam melawan penyakit.

Androgen dinilai dapat membantu menstabilkan bahkan membangun kembali telomeres, bagian ujung kromosom yang bila semakin memendek, maka dapat memicu berbagai kondisi kesehatan maupun penuaan.

Telomeres merupakan pelindung kecil di ujung kromosom yang membantu menjaga untaian genetik utuh dari satu pembelahan sel ke pembelahan selanjutnya. Tapi setiap kali melakukan pembelahan sel, bagian dari ujung genetik ini akan hilang.

Ketika telomeres menjadi terlalu pendek, maka dapat memicu kondisi seperti sirosis hati, fibrosis paru dan kegagalan sumsum tulang, sindrom yang ditandai oleh kurangnya produksi sel darah. Kondisi tersebut dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker serta rambut yang mulai memutih.

Penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine mencoba mengobati pasien dengan penyakit akibat pendeknya telomeres dengan menggunakan dosis tinggi dari androgen sintetik yang disebut danazol.

Tujuannya adalah untuk menguji apakah pengobatan akan membantu menjaga telomeres tetap utuh dan tidak semakin memendek.

Hasil studi justru sangat mengejutkan. Awalnya, peneliti hanya berharap bahwa pemendekan akan menjadi lebih lambat akibat reaksi androgen. Namun yang terjadi, telomeres malah kembali memanjang.

"Ini merupakan studi yang mengesankan," kata Suneet Agarwal, seorang spesialis kegagalan sumsum tulang di Rumah Sakit Anak Boston, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com