Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melewatkan Sarapan Tak Selalu Berefek Buruk pada Kesehatan

Kompas.com - 31/05/2016, 11:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Bila Anda atau anak-anak tak merasa lapar di suatu pagi, melewatkan sarapan nyatanya tidak akan berdampak pada kesehatan. Justru, memaksakan sarapan saat perut kenyang, atau memaksa anak untuk makan, bisa membuat seseorang kehilangan gairah di pagi hari.


Dr James Betts, seorang dosen senior gizi di University of Bath mengatakan, manfaat sarapan yang selama ini dibesar-besarkan, meskipun terdengar logis, sebagian besar ternyata hanya berupa asumsi berdasarkan studi observasional dan tidak pernah benar-benar telah diuji secara ilmiah.


Melewatkan sarapan yang dinilai bisa menyebabkan kenaikan berat badan, memperlambat metabolisme atau memicu stres tidak sepenuhnya dapat berdiri sendiri, ada faktor lain yang terlibat sehingga hal tersebut bisa terjadi, tidak hanya karena melewatkan sarapan.


Penulis Aaron E. Carroll dari New York Times berpendapat, ada keterlibatan konflik kepentingan di beberapa studi yang mengungkap pentingnya sarapan, mengingat sebagian besar studi didanai oleh industri makanan.


Pelaku industri oatmeal, misalnya, mendanai sebuah studi yang menyimpulkan makan oatmeal atau cornflakes dapat mengurangi berat badan dan kolesterol. Walau studi tersebut menghasilkan bukti, hasil yang didapat tak bisa berdiri sendiri. Artinya, seseorang perlu melakukan aktivitas lain—selain sarapan dengan bahan tersebut—agar berat badan atau kolesterol turun.


Untuk menguji apakah sarapan meningkatkan kesehatan, Dr Betts meminta sekelompok responden untuk melakukan sarapan sebanyak 700 kalori atau lebih, sementara yang lain hanya diminta minum air sampai makan siang.


Betts menemukan, mereka yang melewatkan sarapan memang makan banyak lebih saat makan siang, tetapi jumlah “kelebihan makan” tidak lebih dari 700 kalori. Sehingga studi tersebut menyimpulkan, melewatkan sarapan tidak selalu menyebabkan orang menjadi lapar dan makan berlebihan di siang hari.


Selain itu, Betts mendapati, melewatkan sarapan tidak selalu memengaruhi kadar lemak seseorang atau membuat orang mudah menambah berat badan. Namun, dia menemukan bahwa orang yang sarapan membakar kalori lebih banyak, karena tubuh mengolah makanan yang mereka makan.


Dengan kata lain, ketimbang memaksakan sarapan, dengarkan apa kata perut Anda. Jika Anda lapar di pagi hari, makanlah yang sehat. Jika Anda tidak lapar, jangan berpikir bahwa Anda telah berbuat “dosa” besar dengan melewatkan sarapan.


Di sisi lain, Kaori O'Connor, seorang antropolog sosial di University College London mengatakan, rutin sarapan tetaplah penting, jangan sampai Anda tidak sarapan sepanjang hidup, tentu sedikit banyak akan berpengaruh pada kesehatan.


Namun, tak perlu memaksakan diri untuk mengikuti “iklan” marketing perusahaan tertentu, seperti sarapan harus berisi oatmeal atau telur, ada banyak sarapan bergizi yang bisa Anda pilih. Sebagai informasi, kampanye sarapan telur diluncurkan oleh Dewan Pemasaran Telur Inggris pada tahun 1950.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com