Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Menyiapkan Ginjal Portabel untuk Pasien Gagal Ginjal

Kompas.com - 09/06/2016, 11:00 WIB

KOMPAS.com — Pada masa depan, pasien yang harus melakukan cuci darah (dialisis) tidak perlu lagi secara rutin datang ke rumah sakit untuk membersihkan sisa metabolisme lewat mesin. Para ilmuwan kini sedang menyiapkan ginjal buatan sebagai pengganti dialisis yang bisa dibawa ke mana pun.

Saat ini, uji coba sudah mencapai tahap uji klinik. "Ini akan menjadi tonggak perubahan. Fakta bahwa saat ini sudah dimulai uji klinik memberi harapan besar akan ada perubahan signifikan pada perawatan pasien gagal ginjal yang perlu cuci darah," kata dr Maria Devita, spesialis ginjal.

Pasien gagal ginjal saat ini memang harus rutin ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah menggunakan mesin khusus yang akan membersihkan darahnya. Mesin tersebut menggantikan fungsi ginjal sebagai organ yang membuang kelebihan cairan dan produk sisa dari darah.

Dengan mesin portabel yang sedang dikembangkan ini, kelak pasien gagal ginjal bisa melakukan dialisis kepan pun tanpa aktivitasnya terganggu.

Prototipe alat tersebut sudah diuji terhadap tujuh pasien di Universitas Washington Medical Center, Seattle, AS. Dalam percobaan itu diteliti apakah alat tersebut aman dan efektif mengambil alih fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal. Pasien diharuskan memakai alat tersebut 24 jam.

Sejauh ini, penelitian itu cukup berhasil. Alat tersebut sukses membersihkan urea darah, creatinin, dan fosfor, produk sisa dari darah. Selain itu, kelebihan air dan garam juga berhasil dikeluarkan.

Tim peneliti melaporkan, pasien mampu menoleransi terapi tersebut tanpa ada efek samping berarti dan efeknya aman pada sirkulasi darah.

Kelebihan lainnya dari alat tersebut, pada proses cuci darah standar, pasien harus melakukan diet ketat untuk menjaga elektrolit darah stabil. Namun, dalam penelitian menggunakan mesin dialisis portabel, pasien bisa makan dengan bebas.

Secara umum tim peneliti cukup yakin ginjal buatan yang portabel ini bisa dipergunakan secara luas. Namun, masih diperlukan beberapa tahap penelitian lagi dengan melibatkan lebih banyak pasien sampai terbukti alat itu aman dan memang efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com