Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2016, 20:25 WIB

KOMPAS.com - Setiap orang yang pernah menjalani diet untuk menurunkan berat badan tentu tahu rasanya tersiksa oleh rasa lapar. Tak heran jika tak semua orang bisa tahan menjalani usaha penurunan berat badan.

Prinsip diet sebenarnya sederhana, mengurangi asupan kalori dan memperbanyak aktivitas fisik. Jika kita disiplin menjalankannya berat badan pasti akan turun. Namun, biasanya penurunan itu bertahan sebentar.

Diet pembatasan kalori hampir selalu gagal. Kebanyakan orang akan kembali ke berat badan semula, bahkan bisa lebih.

Dr.David Ludwig, ahli endokrinologi dan profesor nutrisi dari Harvard School of Public Health, menjelaskan mengapa fenomena diet yoyo itu bisa terjadi.

Ketika kita mengurangi kalori dari makanan sehari-hari, tubuh akan melawan balik. Yang utama adalah timbulnya rasa lapar.

"Rasa lapar itu sangat kuat dan mendasar. Kita bisa saja mengabaikannya selama beberapa hari, minggu, atau sebulan, atau menyiasatinya dengan minum air putih dan berjalan kaki. Tapi, rasa lapar sulit diabaikan selamanya," katanya.

Ketika kita kelaparan, laju metabolik tubuh juga menurun karena tubuh sedang mengirit energi. Ini berarti, secara alami kalori yang dibakar lebih sedikit, sehingga kita harus mengurangi lebih banyak lagi dari pola makan agar berat badan tetap stabil.

Jika pola itu kita lakukan cukup lama, otak akan mengira kita sedang kelaparan. Hal itu memicu respon biologi agar sel lemak mulai menyimpan kalori lebih banyak lagi. Padahal kita sedang berupaya mengurangi lemak tubuh.

"Dengan kata lain, diet tradisional menyebabkan kita melawan tubuh dan sistem biologi kita. Seharusnya kita bekerja sama dengan tubuh untuk penurunan berat badan yang tahan lama," kata penulis buku Always Hungry? ini.

Ludwig menjelaskan, daripada membatasi ini-itu, seharusnya kita mengonsumsi makanan yang tepat.

Menurutnya, lemak yang sehat, misalnya alpukat, minyak zaitun, susu full lemak, kacang-kacangan, cokelat hitam murni, serta dressing salad, adalah makanan sahabat orang yang sedang diet.

Selama dua minggu, cobalah mengasup makanan-makanan tersebut dan mengurangi karbohidrat yang dihaluskan seperti terigu, nasi, cookies, serta camilan yang diproses lainnya. Termasuk juga sayuran mengandung pati seperti kentang.

"Rasa lapar biasanya akan reda karena tubuh kehilangan motivasi untuk menyimpan lemak. Kita boleh makan sepuasnya sayuran tak berpati, buah, ikan, kacang-kacangan, dan makanan utuh," ujarnya.

Para ahli sepakat bahwa lemak yang sehat akan meningkatkan rasa puas dan kenyang, serta mengurangi rasa lapar.

"Lemak sehat membuat penurunan berat badan jadi nyaman. Gantilah karbohidrat tidak sehat dengan lemak sehat," kata Dr.Lydia Bazzano profesor nutrisi dari Universitas Tulane.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com