Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2016, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Anak yang gemuk dan montok mungkin terlihat menggemaskan, tapi jika berat badannya terlalu berlebihan gemuknya "tak lucu" lagi karena risiko penyakit justru mengintai.

Arya Permana, bocah 10 tahun asal Karawang, Jawa Barat, meramaikan dunia maya karena di umurnya yang tergolong masih bocah itu sudah mencapai 140 kilogram.

Dengan bobotnya itu, Arya juga sudah tidak sanggup lagi berjalan ke sekolah sehingga ia akhirnya berhenti sekolah sampai kelas III SD saja.

Karena obesitas yang dialaminya, Arya sering merasa sesak napas. Untuk menyiasatinya, ia harus tengkurap dengan kepala bersandar di tembok pada saat tidur. Akibatnya, jidat arya kini menghitam.

Obesitas pada anak memang saat ini terus meningkat di berbagai negara, terutama di negara Barat yang makanannya tinggi gula dan kalori. Belum lagi anak-anak sudah semakin jarang bergerak karena kata "bermain" kini berarti memainkan gadget sambil duduk.

Bahaya dari obesitas pada anak sebenarnya tak berbeda dengan kegemukan pada orang dewasa. Mereka beresiko mengalami diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan juga kematian prematur.

Kabar baiknya, anak yang obesitas bisa mendapatkan terapi untuk menurunkan berat badannya. Berikut adalah 5 anak "raksasa" karena di usianya yang masih belia, berat badan mereka melebih orang dewasa.

- Jessica Leonard (8), 190 kg
Jessica memecahkan rekor sebagai anak paling gemuk di dunia. Di usia 12 bulan, ia sudah memiliki indeks massa tubuh 56. Setahun kemudian berat badannya mencapai 49,8 kg, dan di usia 3 tahun terus melonjak menjadi 77 kg dan menjadi 90 kg saat usianya 4 tahun.

Gadis kecil ini dilaporkan mengonsumsi 10.000 kalori sehari. Di usianya yang ke-6 Jessica bahkan tidak bisa lagi berjalan dan harus memakai kursi roda untuk bergerak.

Saat ia berusia 8 tahun, Jessica dilarikan ke rumah sakit karena tak bisa bernapas dan kondisinya kritis. Selama 2 tahun, ia berada di bawah pengawasan dokter dan berhasil menurunkan 145 kg berat badan tanpa operasi. Namun ia masih memiliki 9 kg kelebihan kulit. Jessica kini mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol nafsu makannya dan melakukan diet.

- Dzhambulat Khatokhov (9), 146 kg
Dikenal sebagai anak laki-laki paling gemuk di dunia, Dzambulat mengalami kenaikan 0,2 kilogram setiap minggu sejak lahir. Kelebihan berat badan itu membuatnya gerakannya terbatas, bergerak lambat, dan lebih banyak duduk.

- Justin Painter (7), 113 kg
Saat usia Justin baru menginjak 7 tahun, bobot tubuhnya sudah kelebihan 45 kg dibanding rata-rata orang dewasa. Ibunya, Joyce, sudah berupaya mencari bantuan dokter sejak Justin berusia 3 tahun saat tanda-tanda obesitas mulai muncul.

Dokter hanya menyarankan Joice untuk mengawasi pola makan Justin. Menurut Joice, putranya itu memiliki pola makan yang seimbang dan selalu makan sayur. Ia juga mengklaim tak mengijinkan anaknya makan snack. Pada tahun 2008 Joice dilaporkan ke polisi karena ia mengancam akan mengusir anaknya keluar dari rumah jika tak menunjukkan penurunan berat badan dalam 2 bulan.

- Suman Khatun (6), 90,7 kg
Bocah berusia 6 tahun disebut sebagai anak paling gemuk di India. Penghasilan ayahnya yang hanya sekitar 200 ribu rupiah perminggu habis untuk memenuhi nafsu makan anaknya yang besar.

Setiap makan siang, Suman mampu menghabiskan dua mangkok besar nasi, dua piring besar ikan goreng, dua telur goreng, dan dua omelet. Seringkali ia juga minta makan ke tetangganya karena bocah ini selalu merasa lapar.

- Lu Hao (3), 59 kg
Saat Lu Hao lahir, beratnya hanya 2,5 kilogram. Tapi saat ia menginjak usia 3 tahun, bobotnya melonjak menjadi tak terkendali. Timbangannya mencapai 60 kilogram. Ibunya selalu memberikan Lu makan kapan pun ia lapar, sebab jika tidak anaknya ini akan menangis. Dengan bobotnya  ini orangtuanya pun tak sanggung menggendongnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com