Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2016, 07:59 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com
– Puasa dapat dikatakan aman dijalankan bagi penderita diabetes selama mengikuti ketentuan medis untuk menjaga batas normal kadar gula darah. Namun, ada beberapa kondisi tertentu di mana penderita diabetes tak bisa kompromi dan disarankan membatalkan puasa. Apa saja kondisi itu?

Kondisi pertama adalah ketika kadar gula darah melebihi diabetesi—penderita diabetes—lebih dari 300md/dl. Kondisi ini disebut juga hiperglikemia, yaitu saat kadar gula darah naik akibat tubuh kekurangan insulin.

Hiperglikemia memiliki sejumlah gejala. Beberapa gejala itu di antaranya haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan.

"Ketika kadar gula terlalu tinggi dan kita paksakan berpuasa, maka kadar lemak dan protein (di dalam tubuh akan) dihancurkan. Ini menjadi racun yang membahayakan pasien dan gula darah akan semakin tinggi," kata Akhyar Albaar, dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospital Buton pada Kompas.com, Minggu (12/6/2016).

Sebaliknya, seorang diabetesi juga perlu waspada jika gula darahnya kurang dari 60 mg/dl karena memasuki tahap hipoglikemia. Saat berpuasa, hal tersebut dapat terjadi ketika Anda melakukan banyak aktivitas fisik dan tidak cukup mengonsumsi makanan berkarbohidrat. Oleh karena itu, puasa sebaiknya dibatalkan sebelum keadaan tubuh semakin memburuk.

Puasa juga sebaiknya diakhiri bila kadar gula darah penderita diabetes turun dari 70 mg/dl beberapa jam setelah sahur. Pasalnya, penderita diabetes dikhawatirkan akan mengalami hipoglikemia bila melanjutkan puasa.

Thinkstock Konsumsi sumber karbohidrat seimbang saat sahur dan pastikan tubuh Anda terhidrasi baik.

Agar tetap berpuasa

Tiga kondisi di atas dapat dihindari bila diabetesi mampu mengatur pola makan selama Ramadhan. Kuncinya ada pada asupan makanan, pemantauan kadar gula secara berkala, dan penyesuaian pemakaian obat diabetes.

Konsumsi sumber karbohidrat seimbang saat sahur dan pastikan tubuh Anda terhidrasi baik, dengan minum cukup air putih. Selain itu, protein dan lemak penting pula untuk membantu memperlambat pencernaan agar Anda merasa kenyang lebih lama.

Saat berbuka, penderita diabetes sebaiknya menghindari makan terlalu banyak, terlebih makanan manis. Tak hanya itu, Anda juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi asupan yang membuat tubuh terserang dehidrasi, seperti kafein atau goreng-gorengan.

Selama Ramadhan, diabetesi hendaknya memeriksa gula darah lebih sering. Anda dapat melakukan tes beberapa kali sehari, misalnya sesudah sahur dan berbuka puasa. Diabetesi dapat menyediakan fasilitas pengecekan kadar gula darah mandiri di rumah, seperti OneTouch UltraEasy.

Alat tes mandiri tersebut mampu membantu Anda mengetahui nilai gula darah dalam waktu singkat. Anda cukup memasukkan test strip pada alat dan meneteskan sedikit sampel darah.

Pemantauan tinggi dan rendahnya kadar gula darah diabetesi dapat menjadi catatan kondisi kesehatan saat berpuasa. Bagaimanapun, penderita diabetes tetap disarankan untuk konsultasi lebih lanjut dan berada di bawah pengawasan dokter selama berpuasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com