Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2016, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Sindrom karpal tunnel mungkin masih terdengar asing di telinga, padahal sindrom ini cukup banyak diderita orang modern yang sering menggunakan gadget atau pekerjaannya sering memakai tangan.

Tidak ada penyebab tunggal sindrom karpal tunnel. Kapan pun terjadi inflamasi atau pembengkakan, saraf median akan tertekan dan menyebabkan nyeri. Wanita beresika 3 kali lebih besar menderita gangguan ini.

Beberapa kondisi yang juga memperbesar terjadinya sindrom ini adalah menderita diabetes, gout, hipotiroid, artritis, kehamilan, atau ada fraktur di pergelangan tangan.

Seringkali gejala ini tidak terjadi terus menerus, tetapi sesekali atau bisa hilang timbul dan biasanya dikaitkan dengan adanya aktivitas tertentu seperti menyetir, membaca koran, melukis dan lainnya.

Berikut adalah 3 gejala utama sindrom karpal tunnel

1. Seperti ditusuk jarum

Karpal tunnel berkembang dengan perlahan. Pada awalnya, mungkin Anda baru merasakannya pada malam hari atau bangun tidur pagi. Rasa nyerinya mirip dengan sensasi seperti ditusuk jarum di jari-jari saat tertidur. Di siang hari, Anda juga baru menyadarinya saat merasa nyeri atau kesemutan ketika memegang benda seperti buku, ponsel, atau menyetir.

2. Kelemahan

Ketika sindrom ini semakin berkembang, Anda akan mengalami kelemahan di bagian telunjuk dan dua jari, sehingga mulai sulit menggenggam objek yang cukup kecil, misalnya mengancingkan baju atau memegang perkakas.

3. Gangguan sensasi

Sindrom karpal tunnel juga menyebabkan rasa baal di tangan. Sebagian orang merasa jari-jari mereka bengkak, walau sebenarnya tidak, atau kepekaan terhadap rasa panas dan dingin berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com