Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2016, 19:36 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com
– Hipoglikemia merupakan kondisi yang patut diwaspadai diabetesi—penderita diabetes—ketika  menjalankan puasa. Keadaan ini biasanya terjadi ketika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl. Jika tidak segera ditangani, hipoglikemia akan menyebabkan hilangnya kesadaran.

"Hipoglikemia menguras kekuatan tubuh seseorang, tetapi sering kali tidak dipahami oleh penderita diabetes sendiri" ujar Evan Sisson, Lektor Kepala di Virginia Commonwealth University School of Pharmacy, seperti dilansir oleh Healio.com, pada Selasa (20/1/2015).

Kemunculan gejala hipoglikemia berbeda pada setiap individu. Umumnya, seseorang akan merasa lapar, gugup, pusing, mengantuk, atau mengeluarkan banyak keringat ketika gula darah merosot.

Dosis obat dan aktivitas fisik berlebihan adalah dua faktor utama pemicu hipoglikemia. Ketika berpuasa, kondisi ini cenderung dialami menjelang waktu berbuka, terlebih pada penderita diabetesi lanjut usia.

Diabetesi disarankan untuk membatalkan puasa apabila kondisi tubuh mulai menurun. Anda bisa mengonsumsi 15-20 gram karbohidrat dan mengecek kadar gula darah setiap 15 menit sekali.

(Baca juga: Nih... Waktunya Penderita Diabetes Disarankan Membatalkan Puasa!)

Setelah kadar gula darah kembali normal, Anda diperbolehkan makan sesuai porsi biasanya. Namun, jika penderita diabetes memiliki jadwal makan yang baru bisa dilakukan beberapa jam kemudian, ia bisa mengonsumsi kudapan agar hipoglikemia tidak kambuh.

Antisipasi kemunculan hipoglikemia

Penderita diabetes sebaiknya terus berkonsultasi dengan dokter pribadi sebelum dan selama bulan puasa. Saran dokter dibutuhkan untuk mengatur takaran obat serta waktu ideal pemakaiannya sehingga gula darah tetap terkendali.

Periksakan HbA1c--komponen dalam darah terkait glukosa--dan nilai gula darah untuk mengetahui kadar normal gula darah. Anda boleh merasa aman apabila hasil HbA1c kurang dari 7 persen, kadar gula darah puasa kurang dari 130 mg/dl, dan bernilai kurang dari 180 mg/dl dua jam setelah puasa.

Aktivitas fisik pun sebaiknya Anda batasi sesuai kesanggupan tubuh, terutama di sore hari. Diabetesi hendaknya menghindari kegiatan-kegiatan menguras tenaga, seperti olahraga berat dan dalam waktu panjang.

medicalstutering Ilustrasi pemeriksaan gula darah

"Bagi penderita diabetes, rajin melakukan monitor terhadap nilai kadar gula darah juga efektif mengurangi risiko hipoglikemia," ujar Sisson.

Banyak penderita diabetes tidak menyadari kadar gula darahnya sampai terlanjur mengalami hipoglikemia. Padahal, mereka kini dapat dengan mudah memeriksanya sendiri menggunakan bantuan alat uji kadar gula darah mandiri, seperti OneTouch SelectSimple, di rumah.

Perangkat tersebut dapat membantu melakukan pemantauan gula darah beberapa kali sehari dan dilengkapi fitur peringatan bila hasil tinggi/rendah dengan warna dan suara. Penderita diabetes cukup memasukkan test strip pada alat, membubuhkan tetes darah, dan segera mengetahui hasilnya dalam hitungan detik.

Cek gula darah dianjurkan dilakukan sebelum sahur, dua jam sesudah sahur, sebelum berbuka, dan dua jam sesudah berbuka. Anda pun sebaiknya terus menjaga kondisi tubuh serta segera melakukan pengecekan ketika gejala hipoglikemia mulai terasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com