Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Berkarbohidrat, Makan Pasta Tidak Bikin Gemuk

Kompas.com - 05/07/2016, 14:17 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Belakangan ini pasta seperti menjadi musuh orang yang ingin menurunkan berat badan. Sebetulnya pasta itu tidak menggemukkan.

Meskipun kaya akan karbohidrat, sebenarnya pasta membantu kita untuk tetap langsing. Demikian penemuan sebuah studi baru.

Hal itu disebabkan pasta merupakan bagian dari pola makan Mediterannean yang kaya dengan sayur dan minya zaitun. Oleh karena itu, pasta berhubungan dengan penurunan indeks massa tubuh dan ukuran lingkar pinggang.

Studi yang dilakukan peneliti Italia itu menganalisa pola makan lebih dari 23.000 orang dari dua daerah berbeda di Italia. Peneliti meminta mereka mencatat semua yang mereka makan dalam sebuah buku harian. Kemudian mereka ditanyai soal pola makan itu lewat telepon.

Jumlah pasta yang mereka konsumsi setiap hari terstandarisasi dan dibandingkan dengan indeks massa tubuh, ukuran lingkar pinggang dan pinggul.

Peneliti menyimpulkan tidak ada hubungan antara makan pasta dan pertambahan berat badan. Malah sebenarnya makan pasta berhubungan dengan lebih langsing.

"Data kami membuktikan menikmati pasta sesuai dengan kebutuhan individu menyebabkan indeks massa tubuh sehat, lingkar pinggang lebih kecil dan rasio pinggang-pinggul lebih baik," kata George Pounis, pemimpin penelitian.

Licia Iacoviello dari Neuromed Institute di Pozzilli, Italia yang melakukan studi ini menambahkan,"Dalam pandangan populer pasta sering dipandang tak bagus ketika kita ingin menurunkan berat badan. Beberapa orang malah berhenti mengonsumsinya."

"Dengan riset ini, kita bisa bilang berhenti makan pasta bukan tindakan yang tepat. Kita bicara mengenai komponen fundamental dari tradisi di Italia dan tidak alasan untuk tidak melakukannya," imbuhnya.

"Pesan yang muncul dari studi ini adalah pola makan Mediterranean yang dilakukan dengan porsi sedang dan mempertimbangkan variasi dari semua elemennya itu baik untuk kesehatan kita," katanya.

Periset menemukan mereka yang makan pasta teratur juga cenderung lebih mengikuti pola makan Mediterranean. Makan banyak tomat, bawang, bawang putih, minyak zaitun, keju dan nasi. Tetapi, mereka mengatakan efek bermanfaat makan pasta berhasil jika pola makan Mediterranean itu diikuti dengan patuh.

Mereka tidak menemukan alasan mengapa pasta berhubungan dengan indeks massa tubuh lebih rendah. Tetapi mereka merujuk pada debat yang masih berlangsung apakah karbohidrat baik atau buruk untuk kesehatan.

Para ahli masih terbagi apakah diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat lebih baik untuk kesehatan dibandingkan diet rendah lemak tinggi karbohidrat.

Dr Gunter Kuhnle dari University of Reading mengatakan studi ini membuktikan adalah salah berhenti mengonsumsi karbohidrat. "Data itu secara jelas membuktikan bahwa konsumsi makanan kaya karbohidrat seperti pasta tidak berdampak buruk untuk berat badan. Hasil penelitian ini mengonfirmasi rekomendasi pola makan saat ini dan mendukung rekomendasi bagi diet seimbang," katanya.

Tetapi Dr Aseem Malhotra, penasihat bagi National Obesity Forum di Inggris berargumen studi tersebut terbatas dan hanya berdasarkan survei lewat telepon.

Tetapi ia mengatakan kuantitas pasta yang dimakan juga penting. Dalam studi tersebut peserta makan pasta sekitar 50-65 gram sehari, lebih sedikit dari porsi makanan utama yang sering dimakan di Inggris.

"Kuncinya ada di kuantitas. Jika Anda makan banyak sayur, minyak zaitun dan minyak ikan kemudian juga makan seikit pasta sebagai anti pasti tradisional tampaknya tidak berbahaya untuk kesehatan dan tak membuat gemuk," katanya.

Dr Malhotra mengatakan, masih penting bagi siapa saja dengan kelainan resistensi insulin atau diabetes tipe 2 untuk mengurangi makanan bertepung yang kaya karbohidrat. Kedua kelainan itu berhubungan dengan obesitas dan semakin banyak orang di dunia yang menderita kelainan itu. Riset ini diterbitkan di jurnal Nutrition and Diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com