Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2016, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Meski sudah ada vaksinnya dan terapi pengobatan semakin canggih, ternyata virus hepatitis masih menjadi virus paling mematikan di dunia. Ini karena pasien sering terlambat mencari pengobatan.

Hepatitis merupakan peradangan sel-sel hati akibat infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak berlebihan, dan penyakit autoimun.

Penularan vertikal dari ibu hamil positif hepatitis ke janin yang dikandung menjadi cara penularan hepatitis B terbanyak di Indonesia. Bayi yang terinfeksi dari ibunya akan hidup dengan virus itu dalam tubuhnya seumur hidup.

Seperti berbagai penyakit kronik lainnya, kunci pengobatan hepatitis B dan C adalah pemeriksaan dini. Semakin awal terdeteksi, makin kecil risiko penyakitnya berkembang menjadi kronis dan berujung pada pengerasan hati, bahkan kanker hati.Pemeriksaan hepatitis bisa dilakukan di laboratorium.

Seperti dikutip dari NHS.uk, hampir semua jenis hepatitis memiliki gejala yang mirip. Gejala itu antara lain:

- Demam
- Nyeri otot dan persendian
- Kelelahan
- Mual
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Nyeri perut

Gejala lainnya antara lain kulit tampak kekuningan dan mata putih. Selain itu, terkadang warna tinja pun menjadi abu-abu dan kaki mulai bengkak.

Bila gejala-gejala tersebut menetap dan Anda memiliki faktor risiko tertular hepatitis, segera periksaka ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com