Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2016, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Gatal di bagian organ kewanitaan memang sering membuat kesal. Selain lebih sulit untuk digaruk, kita juga harus berhati-hati mengobati area yang sensitif ini.

Gatal pada vagina bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang sederhana seperti bahan pakaian dalam, sampai adanya infeksi.

Ini adalah penyebab tersering rasa gatal mengganggu di bagian vagina.

- Bakteri vaginosis
Bakteri vaginosis (BV) disebabkan karena ketidakseimbangan bakteri dan jgua keasaman vagina. Rasa gatal yang ditimbulkan mungkin mirip dengan infeksi jamur, tetapi bedanya adalah cairannya lebih encer dan berbau. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapat obat yang tepat.

- Infeksi jamur
Seperti halnya BV, infeksi jamur juga sering disebabkan karena tingkat keasaman vagina terganggu. Penyebab kondisi itu anara lain stres, hubungan seksual, penggunaan antibiotik, atau menderita diabetes.

Selain rasa gatal, mungkin Anda juga akan mengalami keluarga cairan yang kental berwarna keputihan. Untuk mencegah infeksi berulang, konsumsi probiotik saat Anda mengonsumsi obat antibiotik. Obat-obatan yang dijual bebas pada umumnya cukup efektif mengatasi keluhan infeksi ini.

- Dermatitis kontak
Iritasi kulit ini disebabkan oleh alergi produk tertentu, seperti parfum, lubrikan, bercukur, dan juga kondom. Selain gatal, keluhan lain adalah kulit jadi kemerahan, bengkak, dan terasa tebal.

Jika Anda sering mengalami iritasi pada kulit vagina, gunakan produk hipoalergenik, mulai dari sabun, sampo, hingga sabun cuci. Hindari pula mencukur rambut pubis.

- Eksim atau psoriasis
Masalah kulit seperti eksim atau psoriasis merupakan penyebab kulit genital gatal dan kemerahan. Bila Anda didiagnosis kedua penyakit kulit itu, gunakan produk salep steroid yang ringan untuk meredakan rasa gatalnya.

- Infeksi menular seksual
Ada berbagai jenis infeksi menular seksual (IMS) yang menyebabkan organ kewanitaan gatal, mulai dari herpes, chlamydia, gonorhea, hingga kutu pubis. Rasa gatal tersebut bisa berkembang menjadi rasa sakit dan terbakar. Jika Anda mengalami rasa gatal di vagina dan disertai gejala IMS lain, seperti rasa terbakar saat berkemih, cairan vagina berbau busuk, atau ada luka di vagian, segera periksakan ke dokter.

- Hormon
Fluktuasi hormonal dapat terjadi kepan saja, terutama menjelang haid, saat hamil, menopause, hingga saat mengonsumsi pil KB. Ketidakseimbangan hormon ini juga kerap menyebabkan vagina terasa gatal dan kering.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com