Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Bigoreksia, Gangguan Pola Makan pada Pria

Kompas.com - 19/07/2016, 13:07 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh peneliti dari University of Sydney mengungkapkan, bahwa gangguan yang berkaitan dengan bentuk tubuh dan pola makan juga bisa dialami oleh pria.

Ini merupakan studi skala besar pertama kali yang menganalisa gangguan mental dalam mencapai bentuk tubuh ideal pada pria dan wanita. Peneliti Australia menemukan, bila wanita dapat mengalami anoreksia untuk mencapai bentuk tubuh ideal, pria dapat mengalami "bigoreksia".

Bigorexia umumnya ditandai dengan gangguan citra tubuh dan pola makan, seperti aktivitas olahraga atau gym yang berlebihan untuk membangun otot-otot agar terlihat kekar, berlebihan melihat cermin, sering meminta pendapat orang lain apakah perut atau tubuh mereka sudah cukup berotot—padahal sudah sangat berotot, mengonsumsi suplemen dalam jumlah banyak, hingga menunjukkan perilaku gangguan makan.

Sayangnya, tak seperti anoreksia, sebagian besar kasus bigoreksia tidak terdiagnosis, dan berefek buruk pada kesehatan mental dan kualitas hidup pria, seperti menjadi mudah cemas dan depresi, sulit percaya diri, sulit merasa puas, hingga gangguan sosialisasi.

Dan penelitian ini mencoba menggarisbawahi keseriusan itu. Pasalnya, pria cenderung lebih sulit untuk mencari bantuan sehingga berdampak pada sulitnya pengobatan.

Roberto Olivardia dari Harvard Medical School, salah satu kelompok peneliti medis yang pertama kali menciptakan istilah bigoreksia menjelaskan kepada Yahoo mengapa pria dengan masalah ini dapat menghadapi tantangan yang serius: "Kebanyakan pria yang mengalami gangguan citra tubuh dan gangguan pola makan sulit untuk menyadarinya.”

“Masalahnya persoalan ini masih dipandang sebagai 'isu-isu perempuan', di mana dianggap dapat menjatuhkan harga diri pria. Padahal, pria juga bisa mengalami hal serupa dan mengganggu kesehatan mental dan kualitas hidup."

Olivardia menambahkan, banyak dari pria yang mengabaikan hal ini. Masyarakat pun menganggap pria yang terobsesi di gym semata-mata diakibatkan, karena pria memang cocok bila menjadi berotot.

Padahal, bila aktivitas gym sudah terlihat tidak sehat lagi, di mana pria lebih memilih untuk membangun otot ketimbang bersosialisasi, memilih konsumsi suplemen ketimbang “ks”, ini perlu menjadi perhatian layaknya penderita anoreksia.

Mencari dukungan mental baik dari orang terdekat atau praktisi medis dinilai sangat diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com