Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2016, 21:19 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Banyak perempuan berpikir mencukur rambut kemaluan akan membuat daerah organ intim menjadi lebih higienis. Dalam penelitian yang pernah dilakukan, mereka juga terdorong mencukur rambut kemaluan karena alasan aktivitas seksual.

Namun, dalam dunia medis, mencukur rambut kemaluan justru dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit.

Dr Vanessa Mackay dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists mengungkapkan, rambut kemaluan sangat penting untuk mencegah bakteri patogen masuk ke vagina.

"Rambut kemaluan menjadi penghalang alami untuk menjaga area organ intim tetap bersih, mengurangi kontak dengan virus dan bakteri, dan untuk melindungi kulit yang lembut," ujar Vanessa seperti dikutip dari The Independent.

Vanessa menjelaskan, area organ intim sangat lembat sehingga memicu pertumbuhan bakteri patogen. Rambut di area organ intim justru melindungi vagina dari partikel asing, seperti bakteri.

"Rambut kemaluan juga membantu untuk mengontrol kelembaban daerah organ intim sehingga menurunkan risiko infeksi jamur," lanjut Vanessa.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal JAMA Dermatology, mayoritas perempuan di Amerika Serikat mencukur rambut kemaluan mereka. Prevalensi tertinggi yaitu pada usia sekitar 18-34.

Menurut Vanessa, mencukur rambut kemaluan juga meningkatkan berbagai komplikasi, seperti infeksi vagina dan vulva, radang folikel rambut, abses, dan reaksi alergi. Jika folikel rambut meradang, bisa meninggalkan luka terbuka di kulit.

Bahkan, mencukur rambut kemaluan juga bisa meningkatkan risiko lebih tinggi tertular kutil kelamin. Untuk itu, para wanita diminta memertimbangkan manfaat kesehatan sebelum memutuskan untuk mencukur rambut kemaluan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com