Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2016, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Apakah Anda perlu menahan napas agar bisa mengancingkan rok atau celana? Ketahui apakah lingkar pinggang Anda termasuk normal atau justru masuk dalam kategori besar.

Jumlah lemak yang menumpuk di sekitar pinggang dan perut kini dianggap sebagai indikator penting kesehatan, bahkan mungkin lebih akurat dibanding berat badan.

Banyaknya lemak di bagian tubuh tersebut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk insulin dan produksi asam lemak bebas.

Para ahli mengatakan, meski berat badan kita termasuk normal, tetapi timbunan lemak di sekitar perut saat kita memasuki usia pertengahan bisa menjadi isyarat bahaya risiko penyakit diabetes, jantung, dan sebagainya.

Cara terbaik untuk mengukur ideal tidaknya lemak di perut adalah membandingkan lingkar pinggang dengan lingkar panggul. Caranya, berdiri tegak lalu lingkarkan pita meteran di bagian tengah perut, lalu catat angkanya. Kemudian, ukur bagian terlebar dari panggul.

Bila rasio pinggang dan panggul Anda lebih dari satu (untuk pria) dan 0,85 (untuk wanita), berhati-hatilah karena angkanya masuk dalam kategori beresiko.

Cara sederhana lainnya adalah dengan mencubit bagian pinggang. Bila lemak yang bisa kita cubit lebih dari 2,5 cm, itu berarti tumpukan lemak sudah cukup banyak.

Perut yang buncit bisa mengindikasikan kelebihan lemak dan sudah menyelimuti bagian organ dalam. Biasanya, kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah juga tidak normal.

Kita memang tidak dapat menyingkirkan lemak di area spesifik, tetapi menurunkan beberapa kilogram berat badan juga akan mengurangi lemak di organ dalam dan sekitar pinggang.

Jadi, untuk mengurangi risiko terkena penyakit kronis, mengurangi berat badan yang berlebihan adalah langkah utama dan penting.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com