Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2016, 14:33 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Tato permanen tak hanya meninggalkan “lukisan” pada kulit selamanya. Menurut peneliti, sembarang membuat tato bisa menimbulkan masalah kulit yang tahan lama, bahkan berakibat fatal.

Sebuah studi baru yang mengejutkan dari European Chemicals Agency (ECHA) menemukan, pewarna dalam tinta tato dapat menjadi penyebab kanker. Efek samping lainnya yang mungkin ditimbulkan ialah zat beracun yang dapat menimbulkan rasa gatal yang menyakitkan selama bertahun-tahun selama tinta tersebut berada di bawah kulit.

Di antara warna tinta tato, tinta merah dianggap yang paling berbahaya, menurut ECHA di situsnya. Tinta hijau, hitam, dan biru juga dianggap signifikan berbahaya.

Laporan ini dinilai bisa berdampak besar pada industri tato. Kemungkinan besar bahwa jenis tinta tertentu akan dilarang oleh Uni Eropa, yang mana sampai sekarang, penggunaan tinta tato memang belum diatur oleh Uni Eropa.

Namun ECHA menekankan, studi ini bukan tentang apakah sebuah tempat tato higienis atau tidak, melainkan tentang keamanan tinta tato yang akan digunakan oleh pebisnis atau pembuat tato.

Rick Stevens, presiden Tattoo and Piercing Industry Union di Inggris, menyatakan bahwa senyawa beracun yang ditemukan dalam banyak tinta tato saat ini akibat masuknya tinta murah dari Cina, yang tidak diatur atau diperiksa standar keamanannya. Selain itu, banyak toko-toko tato yang tidak diatur oleh pemerintah.

Federal Drug Administration (FDA) di AS juga memperingatkan tentang bahaya tinta tato. Dalam situsnya, FDA mengatakan bahwa reaksi alergi terhadap tinta tato bisa terjadi tepat setelah tato dibuat atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Seperti ECHA, FDA mengungkapkan kulit gatal atau meradang di lokasi tato dan laporan terbaru terkait dengan tinta tato permanen ini, telah mendorong FDA untuk mempelajari keamanan tinta tato.

Saat ini, FDA’s Arkansas-based National Center for Toxicological Research (NCTR) sedang melakukan penelitian tentang tinta yang digunakan dalam tato untuk mengetahui komposisi kimia, keamanan jangka pendek dan jangka panjang, dan reaksi pigmen cahaya.

The NCTR juga menemukan bahwa prosedur penghapusan tato, di mana laser digunakan untuk memecah tinta, mungkin mengirimkan pigmen ke kelenjar getah bening tubuh dan memberikan kesempatan bagi sel-sel kanker masuk ke dalamnya untuk kemudian bermetastasis seluruh tubuh.

Menurut Truth About Cancer, sekitar 10 persen orang yang memiliki tato permanen telah menderita reaksi merugikan akibat tinta, termasuk gatal dan infeksi yang berlangsung selama lebih dari empat bulan. Sementara Uni Eropa akan mengatur kebijakan tentang tinta tato permanen, FDA belum mengindikasikan bahwa pengaturan tentang tinta tato akan diatur dalam waktu dekat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com