Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cedera pada Anak Akibat Bermain Trampolin Melonjak 12 Kali Lipat

Kompas.com - 03/08/2016, 21:11 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Area bermain trampolin kini makin banyak ditemui, mulai dari mal, taman khusus, hingga trampoline pribadi di halaman rumah.

Walau bermain trampolin memberikan kesenangan sendiri bagi anak-anak, di mana anak bebas melompat di atas bidang yang membal, menurut sebuah studi yang tahunan di AS, kunjungan ke ruang gawat darurat melonjak 12 kali lipat akibat cedera di taman trampolin sejak dari lima tahun belakangan.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari onnecticut Children's Medical Center in Hartford dan diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menganalisis database cedera nasional.

Cedera terbanyak ialah memar akibat benturan, patah kaki, keseleo leher, hingga gegar otak. Walau begitu, 90 persen dari cedera pada anak-anak dan orang dewasa masih dapat ditangani.

Pada tahun 2010, di AS sendiri setidaknya ada 581 kunjungan ICU untuk cedera akibat trampoline. Tahun 2014, jumlahnya naik menjadi 6932 kasus cedera. Sebagian besar cedera trampolin terjadi di rumah dengan standar keamanan bermain yang kurang.

Dua-pertiga dari kasus cedera taman trampolin dialami oleh anak-anak berusia 6 hingga 17 tahun, sedangkan sekitar 1 dari 5 kasus dialami oleh remaja di usia 18 tahun. Hanya 14 persen kasus cedera yang terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun.

The American Academy of Pediatrics merekomendasikan orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka saat bermain trampoline. Sebaiknya, hindari anak bermain trampoline di rumah atau taman tanpa ada pengaman.

The International Association of Trampoline Parks mengatakan tingkat cedera yang mungkin dialami di taman bermain trampolin resmi sangat rendah, kurang dari satu per 10.000 pemain.

Mereka mengatakan, keamanan "selalu menjadi prioritas" dan setiap area sebaiknya selalu memiliki pengawasan serta bantalan empuk pelindung, baik di dinding atau lantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com