Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak Macet Memicu Munculnya Berbagai Penyakit

Kompas.com - 26/08/2016, 20:37 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Terjebak di tengah kemacetan lalu lintas tak hanya menyebabkan stres dan bisa meningkatkan terkanan darah. Berdasarkan penelitian di Inggris, berada di atas kendaraan saat macet, misalnya ketika lampu merah, membuat sistem pernapasan lebih banyak menghirup polutan.

Saat macet, polusi dari banyaknya kendaraan akan terakumulasi di satu titik. Para peneliti menemukan, polusi udara di dalam mobil meningkat 40 persen ketika macet. Hal ini terjadi, jika tidak menutup jendela mobil.

Para peneliti dari University of Surrey menemukan, pengemudi yang membuka jendela saat mengantre di lampu merah akan tujuh kali lipat terpapar polusi PM10 dibanding pejalan kaki.

Partikel tersebut dapat terhirup ke dalam paru-paru atau terperangkap dalam hidung, mulut, maupun tenggorokan. Polutan lainnya yang membahayakan yaitu, PM 2.5 dan gas nitrogen dioksida beracun yang dihasilkan oleh mobil diesel, truk, dan bus.

Polutan yang terhirup terus-menerus dapat menurunkan fungsi paru-paru seseorang. Bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru. Sebab, partikel kecil tersebut dapat diserap ke dalam darah dan memberikan efek negatif pada tubuh.

Berdasarkan penelitian lainnya oleh Auckland University of Technology yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Neurology, partikel mikroskopis yang banyak dihasilkan dari asap knalpot diesel, bisa menyebabkan pembekuan darah yang memicu stroke.

Ketika macet, sebaiknya jangan membuka jendela mobil, apalagi sambil merokok. Menurut peneliti, dengan menutup jendela mobil, dapat memangkas polutan dari emisi kendaraan sebesar 75 persen. Selain itu, aturlah sirkulasi di dalam mobil tanpa menarik udara dari luar saat kemacetan terjadi.

Para peneliti mengingatkan, menurut WHO, polusi udara luar juga bersifat karsinogenik bagi manusia. Secara global, polusi udara disebut telah menyebabkan 3,3 kematian prematur setiap tahun, khususnya di Asia.

Untuk mengatasi polusi udara ini, masyarakat juga diimbau mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan naik transportasi umum maupun transportasi ramah lingkungan, seperti sepeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com