Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Kompas.com - 20/09/2016, 18:01 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia diperkirakan mencapai 38.547 bayi tahun 2015. Itu berarti, setiap hari ada 107 bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan atau setiap jamnya lahir 4-5 bayi. Namun, bayi yang terdeteksi memiliki kelainan jantung bawaan hanya separuhnya.

"Selama ini penyakit jantung bawaan jarang terdengar, padahal itu banyak sekali. Sekitar 50 persen terdeteksi segera setelah lahir, sisanya tidak," ujar dokter spesialis bedah jantung anak Siloam Heart Institute, Prof. dr. Ganesja M. Harimurti, SpJP(K) di Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Ganesja mengungkapkan, salah satu tanda bayi memiliki kelainan jantung, yaitu tubuh berwarna biru saat menangis. Warna biru muncul, karena ada percampuran antara darah kotor dan darah bersih.

"Misalnya ada jantung bocor, berlubang, jadi darah kotornya bercampur," jelas Ganesja.

Tetapi, banyak juga bayi yang tidak menimbulkan gejala biru. Tanda lainnya, perhatikan apakah bayi tidak menangis saat lahir atau tangisannya seperti merintih. Jantung yang lemah membuat bayi tak kuat menangis kencang atau bisa juga terlihat pucat.

Orangtua juga perlu curiga ketika bayi tak kuat menyusui, dan lebih banyak diam. Dalam perkembangannya, anak akan mudah lelah saat bermain, sering batuk dan panas, hingga akhirnya mengganggu tumbuh kembangnya.

Untuk memastikan, kesehatan jantung anak harus diperiksa setelah lahir. Kasus penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemui, yaitu Ventricular Septal Defect (VSD) atau lubang pada sekat bilik jantung.

Ganesja mengungkapkan, sekitar 60 persen lubang pada sekat jantung akan menutup sendiri seiring pertumbuhan anak. Sisanya, perlu intervensi dengan menutup lubang tersebut.

"Enggak semua bisa menutup sendiri, harus diperiksa oleh dokter jantung. Kalau sejak lahir lubangnya sudah besar banget, umumnya enggak bisa menutup sendiri," papar Ganesja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com