Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2016, 12:15 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Semua orang pernah mengalami rasa cemas dalam hidup. Dan sampai batas tertentu, perasaan itu sehat. Kecemasan dapat membantu kita untuk mengenali dan menghindari bahaya, atau mendorong kinerja untuk menyelesaikan tugas penting.

Namun, ketika perasaan cemas mulai mengganggu rutinitas sehari-hari, saat itulah perasaan cemas menjadi masalah. Contohnya saja, membuat kita sulit tidur karena memikirkan sesuatu, sulit fokus dalam bekerja karena stres, dan lainnya.

Meskipun gangguan kecemasan mungkin tampak seperti emosi yang kompleks untuk orang dewasa, jumlah anak-anak yang didiagnosis mengalami kondisi ini pun bertambah. Bahkan, menurut Asosiasi Kecemasan dan Depresi (ADAA) di America, satu dari delapan anak menderita gangguan kecemasan.

Sayangnya, gangguan ini bisa sangat sulit dideteksi karena orang tua tidak mengetahui gejalanya. Dan karena itu, sekitar 80% dari anak-anak dengan gangguan kecemasan tidak diobati.

Sehingga, anak berjuang dengan gangguan kecemasannya sendiri dan berisiko menyebabkan anak tidak bisa merasakan kebahagiaan secara total.

Jadi, bila anak menunjukkan beberapa gejala ini, ada bisa mengajaknya berkonsultasi pada profesional demi kesehatan mental yang baik.

Bertanya banyak hal tentang masa depan

Anak-anak dengan gangguan kecemasan sering khawatir tentang apa yang akan terjadi saat ingin melakukan sesuatu yang baru. Mereka seakan ingin mendapat kepastian dari orangtua, bahwa semua akan baik-baik saja.

"Anak-anak dalam kecemasan akan sering meminta dan mencari kepastian," kata Dr Janine Domingues, seorang psikolog klinis Anxiety and Mood Disorders Center di Child Mind Institute di New York City.

Mereka mudah tersinggung, agresif, dan tantrum tingkat tinggi

Dr Debra Kissen, direktur klinis di Light on Anxiety Treatment Center di Chicago, mengatakan bahwa anak-anak akan sering marah dan agresif, karena mereka berusaha untuk memproses emosi kompleks yang datang akibat gangguan kecemasan.

Dia juga mengatakan, anak-anak dengan gangguan kecemasan umumnya menunjukkan kesulitan untuk berkompromi dengan situasi sulit.

Sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut

Meskipun gejala fisik tidak langsung terhubung pada kesehatan mental, ahli menunjukkan, bila anak sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut, itu bisa menjadi tanda-tanda umum dari gangguan tersebut.

Reaksi fisik ini adalah respon dari tubuh anak terhadap perasaan bahaya yang datang, kata Dr. Domingues.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com