Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2016, 09:20 WIB

KOMPAS.com - Seorang ilmuwan di Swedia berhasil melakukan pengeditan pada DNA embrio sehat seorang bayi. Mengedit DNA baru pertama kali dilakukan di dunia.

Fredrik Lanner, ilmuwan tersebut, berharap riset yang dilakukannya ini kelak dapat membantu meningkatkan pemahaman pada peran genetik dalam perkembangan embrio, bahkan bisa mencegah penyakit bawaan.

Lanner adalah ahli biologi perkembangan dari Karolinska Institute di Stockholm, Swedia. Ia memodifikasi embrio manusia menggunakan alat rekayasa genetik yang disebut CRISPR-Cas9.

Ia pada awalnya berencana hanya meneliti modifikasi embrio pada 7 hari pertama pertumbuhannya dan tidak akan membiarkannya berkembang setelah 14 hari. Lewat penelitian ini ia berharap bisa mengenali gen-gen mana saja yang terlibat dalam kesuburan.

Bukan hanya itu, penemuan ini juga bisa membantu para ilmuwan mengetahui lebih dalam tentang sel punca embrionik yang bisa dipakai mengobati berbagai penyakit.

Walau demikian, sebagian kalangan ilmuwan khawatir tindakan ini bisa berdampak negatif, misalnya dipakai untuk memasukkan gen yang salah ke dalam genome manusia untuk menciptakan penyakit baru.

"Saat kita mengedit gen di embrio manusia, ini berarti dilakukan perubahan gen pada setiap sel tubuh setiap janin, setiap generasi yang akan datang pada umat manusia. Mungkin akan ada perubahan permanen yang tidak bisa diubah lagi, yang saat ini kita belum ketahui apa artinya," kata Marcy Darnovsky, ketua kelompok pengawas Center for Genetics & Society.

Saat ini, melakukan rekayasa genetik pada bayi masih dianggap ilegal di banyak negara. Demikian juga halnya dengan melakukan riset menggunakan embrio manusia. Lanner sendiri setuju bahwa masih diperlukan riset mendalam sebelum eksperimen ini dilanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com