Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhenti Olahraga 10 Hari Kurangi Aliran Darah ke Otak

Kompas.com - 29/09/2016, 19:09 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Jangan malas olahraga. Pasalnya, olahraga juga menjaga otak tetap tajam. Tetapi manfaat untuk otak itu bisa "menguap" begitu saja ketika malas berolahraga.

Penelitian sudah banyak membuktikan,olahraga seperti lari membantu kinerja otak. Studi terhadap hewan dan manusia membuktikan olahraga menciptakan neuron baru, pembuluh darah dan sinapsis serta volume keseluruhan lebih besar area di otak yang berhubungan dengan memori dan berpikir tingkat tinggi.

Manusia dan hewan yang rajin olahraga, cenderung memiliki memori lebih kuat serta ketrampilan kognitif lebih baik dibandingkan orang yang malas bergerak.

Olahraga membuat otak lebih cerdas dengan meningkatkan aliran darah ke otak. Darah membawa bahan makanan dan oksigen ke sel-sel otak bersama dengan zat-zat lain yang membantu memulai proses biokimia yang dibutuhkan.

Olahraga penting untuk kesehatan otak, karena meningkatkan aliran darah bukan hanya saat olahraga tetapi sepanjang hari.

Dalam studi neurologi sebelumnya, ketika orang yang jarang bergerak mulai olahraga, mereka mengalami pertambahan aliran darah ke otak, bahkan ketika mereka istirahat.

Tetapi apakah perbaikan aliran darah itu permanen? Berapa lama efek itu terjadi?

Studi baru yang diterbitkan di Agustus lalu di Frontiers in Aging Neuroscience dan dilaksanakan departemen kinesiologi University of Maryland College Park meminta satu kelompok pria dan wanita yang luar biasa fit untuk berhenti olahraga sementara.

"Kami menginginkan studi atlet serius dan jangka panjang karena mereka memiliki standar sangat tinggi kebugaran aerobik dan sudah punya kebiasaan olahraga," kata J. Carson Smith, associate professor kinesiologi University of Maryland dan kepala penelitian ini.

Jika orang-orang itu tiba-tiba berhenti olahraga, dampaknya diharapkan lebih besar daripada orang yang hanya olahraga ringan.

Peneliti akhirnya menemukan 112 pelari master kompetitif berusia antara 50 dan 80 tahun yang setuju bergabung dalam penelitian ini. Semua atlet itu berlari dan berlomba paling tidak 15 tahun dan masih berlari 56 km atau lebih seminggu.

Di awal eksperimen, para pelari mengunjungi laboratorium untuk diuji kemampuan kognitifnya. Mereka juga mendapatkan pemindaian khusus MRI yang melacak berapa banyak darah mengalir ke bagian-bagian otak.

Para peneliti itu khususnya tertarik pada aliran darah ke hippocampus, bagian otak yang penting untuk fungsi memori.

Kemudian para atlet itu istirahat olahraga selama 10 hari. Mereka tak lari atau pun olahraga lain. Mereka diminta melakukan aktivitas fisik sesedikit mungkin.

Bagi banyak orang mungkin menyenangkan diminta untuk tidak olahraga. Tetapi bagi para master yang senang olahraga ini mungkin tergoda untuk sedikit joging. Namun, periset sering mengingatkan agar mereka bergerak sesedikit mungkin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com