Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2016, 11:16 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Semakin banyak orang yang tergila-gila mengonsumsi probiotik untuk menyehatkan pencernaan. Adakah batas maksimum konsumsi probiotik agar tak berlebihan memakannya?

Ahli gizi dari Charity Lighten dari Silver Brand, Dr Zach Bush yang merupakan pendiri dan CEO Biomic Sciences LLC dan Kiran Krishan, ahli mikrobiologi dari Silver Fern Barn punya jawabannya.

Charity mengatakan,"Tidak ada overdosis pada turunan bakteri Bacillus clausii, Bacillus coagulans dan Bacillus subtilus, juga Saccharomyces boulardii dan Pediococcus Acidilactici."

Bush pun punya jawaban serupa dan memberi pengetahuan untuk efek jangka panjang. "Anda tak dapat mengalami overdosis probiotik dalam sehari. Tetapi penggunaan jangka panjang probiotik mempersempit ekosistem bakteri yang berlawanan dengan kesehatan pencernaan usus optimal," katanya.

Adakah tanda-tanda kita kelebihan probiotik? Bush menjelaskan sejumlah tanda. Setelah mengalami kesembuhan gangguan pencernaan dengan mengonsumsi probiotik, jika terus mengonsumsinya, kita menciptakan "lingkungan usus yang tak stabil". Hal ini menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, dan kembung.

Karena dengan mengomsi satu jenis probiotik, kita justru menciptakan monokultur dari jenis turunan tertentu. Terlalu banyak satu jenis turunan tertentu itu justru menciptakan masalah di pencernaan.

Krishan mengatakan,"Jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak minuman probiotik, mereka mungkin mengalami buang air besar encer. Dalam percobaan klinis pada pasien gagal hati, kami menggunakan dosis yang setara dengan enam kemasan minuman probiotik Silver Fern per hari dan ternyata tak ada reaksi merugikan. Mereka yang diuji ini dalam keadaan sangat sakit."

"Saya membatasi konsumsi probiotik dua atau tiga minggu setelah terkena paparan obat antibiotik atau mengalami penyakit pencernaan," kata Bush. "Bergantung pada kondisi medis, dokter mungkin akan meresepkan dosis lebih besar yang sesuai dengan kondisi pasien," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com