Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2016, 12:00 WIB
Dian Maharani,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masalah kesehatan jiwa belum menjadi perhatian banyak pihak, malah masih ada stigma dan diskriminasi orang dengan gangguan jiwa. Padahal, siapapun bisa mengalami masalah kesehatan jiwa, tak pandang status sosial atau ekonomi.

Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober ini, tak ada salahnya kita mengetahui fakta dan mitos seputar masalah kesehatan jiwa seperti dikutip dari Medical Daily.com.

Mitos 1: Gangguan jiwa tanda kelemahan 

Orang dengan penyakit mental tidak lemah atau memiliki kekurangan. Ketahuilah, penyakit mental bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari yang ringan sampai berat. Pemicunya juga bervariasi, misalnya trauma, seperti menjadi korban bencana alam, kehilangan orang tersayang, dan masalah lainnya.

Anggapan bahwa hanya mereka yang lemah saja yang bisa mengalami gangguan jiwa ini harus dibuang jauh-jauh karena bisa memengaruhi orang dengan gangguan jiwa malu berobat. Tugas kita bersama untuk meningkatkan martabat orang dengan gangguan jiwa.

Mitos 2: Gangguan jiwa hanya masalah orang dewasa

Menurut National Institute of Mental Health, satu dari lima anak berisiko mengalami masalah mental. Seperti dijelaskan sebelumnya, banyak pemicu masalah kesehatan jiwa yang juga bisa terjadi pada anak-anak. Mereka harus mendapat bantuan segera.

Mitos 3: Terapi hanya buang-buang waktu dan uang

Faktanya, terapi yang dikombinasikan dengan minum obat sangat membantu pemulihan pasien. Dengan terapi, pasien dapat mengembangkan dirinya atau meningkatkan keterampilan. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih dihargai.

Mitos 4: Orang dengan penyakit mental tak akan pernah lebih baik

Siapa bilang orang dengan gangguan jiwa tidak akan pernah menjadi lebih baik. Mereka bisa pulih dari gangguan jiwa jika diobati, sama halnya dengan penyakit fisik. Dr Steffanie Stecker dari Coloardo mengungkapkan, dengan mengikuti konseling saja, pasien bisa lebih baik dari kondisi sebelumnya. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan pemberian obat yang sesuai untuk dikonsumsi secara rutin.

Mitos 5: Orang dengan penyakit mental tidak bisa bekerja

Tentu saja ini hanya mitos. Jika sudah pulih dan rutin minun obat, mereka bisa kembali produktif seperti masyarakat yang lain. Bahkan, kualitas kerja mereka bisa sama atau melebihi karyawan yang tidak mengalami masalah kesehatan mental sebelumnya.

Mitos 6: Penyakit mental tak bisa dicegah.

Penyakit mental sering kali dikaitkan dengan faktor genetik. Padahal, belum tentu seorang remaja yang memiliki orangtua dengan gangguan jiwa juga akan mengalami hal yang sama. Masalah kesehatan mental bisa dicegah, misalnya dengan menghindari obat-obatan terlarang, menciptakan lingkungan yang nyaman, hingga mengelola stres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com