Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2016, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Fruktosa atau gula sederhana sudah menjadi bagian dari makanan dan minuman sehari-hari. Pemanis yang secara alami ditemukan pada buah dan sayuran ini ternyata memiliki efek yang tidak manis bagi kesehatan.

Kegemukan merupakan hasil dari terlalu sering mengonsumsi fruktosa, selain juga kurang beraktivitas fisik. Dalam penelitian terhadap tikus diketahui bagaimana mekanisme fruktosa bisa menjadi lemak tubuh.

Pada tikus yang memiliki diabetes, fruktosa ternyata akan dengan cepat diserap dan gula ini langsung dikirim ke liver. Pada liver, fruktosa akan dibentuk menjadi lemak.

Tim peneliti mengatakan, protein yang diaktifkan oleh diabetes menjadi biang keladi penyerapan yang cepat dan juga pembentukan lemak.

Dalam penelitian itu, para ilmuwan mengidentifikasi interaksi molekuler yang terjadi pada lapisan dalam usus. Interaksi itu bisa mengatur berapa banyak fruktosa yang diserap saat seseorang mengasup makanan dan minuman manis.

"Pada tikus yang diabetes, penyerapan fruktosa terjadi sangat cepat. Jika mekanisme ini juga terjadi pada manusia, dapat menjelaskan bahwa pasien diabetes akan mendapat lebih banyak fruktosa jika mereka memakan makanan manis," kata ketua peneliti Richard Lee.

Lee mengatakan, hasil studi ini memperkuat ide yang menyebutkan bahwa mengasup terlalu banyak gula, bukan cuma kalori, dapat memicu diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com