Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Frekuensi Masturbasi Dianggap Berlebihan?

Kompas.com - 18/10/2016, 21:09 WIB

KOMPAS.com - Walau sebagian orang menganggap masturbasi sebagai sesuatu yang tabu, tapi aktivitas ini sebenarnya cukup banyak dilakukan oleh pria atau wanita, bahkan oleh mereka yang memiliki pasangan.

Selain untuk merasakan kepuasan, masturbasi adalah cara yang normal untuk melepaskan tekanan seksual yang lama kelamaan meningkat, terutama pada mereka yang tidak memiliki pasangan atau pasangannya tidak bisa diajak bermesraan.

Ada orang yang rutin bermasturbasi, ada juga yang sesekali saja melakukannya sebagai variasi. Berapa pun frekuensinya sebenarnya tidak ada batasan standar seseorang disebut berlebihan melakukannya.

"Seberapa pun seringnya kita masturbasi, itu bukan masalah kecuali jika sudah sampai memengaruhi hidup kita secara negatif," kata Dan Drake, terapis kecanduan seks dan konselor klinis.

Drake mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dipakai untuk mengetahui apakah "permainan solo" yang sebenarnya menyehatkan ini berubah menjadi membahayakan.

1. Melukai diri sendiri
Ya, sebagian pria sampai pada titik sudah melukai diri sendiri. Cidera itu bisa ringan, seperti kulit iritasi, atau kondisi yang lebih serius, seperti penyakit peyronie (penumpukan plak di batang penis akibat tekanan yang terlalu keras).

2. Mengganggu kehidupan sosial
Anda mungkin lebih suka berdiam diri di kamar dan mencari-cari kesempatan untuk bermasturbasi, ketimbang bertemu dengan teman. Atau, Anda terlambat datang ke kantor karena terlalu lama di toilet bersenang-senang sendiri.

Jika hobi Anda tersebut sudah mengganggu kehidupan sosial dan juga pekerjaan, atau bahkan membuat Anda sulit mendapatkan pasangan, itu adalah tanda Anda perlu menahan diri.

3. Tidak bisa ejakulasi
Menurut Dr.Tobias Kohler, ahli urologi, sebagian pria yang bermasturbasi menggunakan jenis stimulasi tertentu, misalnya saja gerakan tangan tertentu seperti di film porno, bisa berakibat pada gagalnya mencapai kepuasan yang sama saat berhubungan seksual.

"Pada dasarnya gosokan tertentu akan melatih otak dan tubuh untuk bereaksi hanya pada aksi solo. Itu sebabnya Anda akan mengalami kesulitan mencapai kepuasan dengan pasangan," kata Kohler.

4. Selalu memikirkannya
Bila pikiran Anda sering teralihkan dengan pikiran atau rencana-rencana bermasturbasi, itu adalah indikasi kuat Anda menghadapi gangguan perilaku.

5. Gagal untuk menguranginya
Salah satu kriteria utama dari berbagai jenis kecanduan adalah kehilangan kendali. "Seperti masalah merokok atau berjudi, jika Anda sudah menyadari ada masalah tapi tak bisa menguranginya, jangan diabaikan,' kata Drake.

Bila Anda sudah menyadari ada masalah, ada dua hal yang bisa dilakukan, pertama sama sekali tak melakukan aktivitas tersebut atau melakukan metode pengurangan bahaya, yakni dengan menguranginya dan hanya sesekali melakukannya.

Jika kedua cara itu gagal, meminta bantuan terapis atau konselor kecanduan seks adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com