Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2016, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Dokter spesialis penyakit dalam diminta tak hanya bekerja di pelayanan, tetapi juga turut meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit. Hal itu karena warga memerlukan informasi kesehatan yang benar di tengah melimpahnya informasi di dunia maya.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Jaya Ari Fahrial Syam mengemukakan hal itu pada jumpa pers Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) XIV tahun 2016 Papdi, di Jakarta, Jumat (28/10).

Mayoritas penyakit di masyarakat ialah penyakit dalam. Namun, banyak informasi kesehatan yang keliru beredar dan diyakini kebenarannya oleh warga. Misalnya, anggapan minum air dingin menambah gemuk ataupun kanker bisa diobati dengan memakai rompi tertentu. Adapun informasi kesehatan yang benar dari tenaga kesehatan belum maksimal disampaikan.

Karena itu, dokter spesialis penyakit dalam perlu tampil menyampaikan pengetahuan kesehatan yang benar kepada warga. "Para dokter coba tampil di media massa, menulis artikel kesehatan di media, jadi narasumber diskusi kesehatan, dan menulis blog kesehatan," kata Ari.

Indikator kompetensi

Kegiatan edukasi sebagai pengabdian masyarakat nantinya dilaporkan kepada Pengurus Besar Papdi dan jadi salah satu indikator kompetensi aspek layanan. Dalam penilaian kompetensi untuk izin praktik, indikator pengabdian masyarakat mendapat bobot 10-20 persen.

Ketua Umum Pengurus Besar Papdi Prof Idrus Alwi menambahkan, kegiatan pengabdian masyarakat jadi salah satu misi Papdi. Melalui kegiatan pengabdian, keberadaan Papdi sebagai organisasi profesi kesehatan lebih dirasakan masyarakat.

Ketua Panitia PIN 2016 Ika Prasetya Wijaya mengatakan, PIN kali ini diikuti sekitar 1.100 dokter spesialis penyakit dalam dan 100 dokter umum, serta dokter dari negara-negara di Asia Tenggara dan Amerika Serikat.

"Kerja sama dan berbagi pengetahuan antardokter penting untuk mendorong kompetensi," kata Idrus. Perkembangan terbaru tata laksana penyakit dibahas di acara itu, di antaranya terapi diabetes melitus, hipertensi, jantung, dan pembuluh darah, sindrom pernapasan Timur Tengah akibat virus corona (MERS-CoV), dan zika. (ADH)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Oktober 2016, di halaman 14 dengan judul "Dokter agar Lebih Tampil Mengedukasi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com