Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2016, 17:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Makan satu butir telur sehari ternyata mengurangi risiko stroke hingga 12 persen. Studi yang dipimpin ilmuwan AS ini juga membuktikan makan telur setiap hari tak berhubungan dengan penyakit jantung.

Para periset sampai pada kesimpulan itu dengan mereview sejumlah studi yang diterbitkan lebih dari 33 tahun, antara 1982 dan 2015 dan melibatkan lebih dari 275.000 orang peserta penelitian.

Peneliti mengevaluasi hubungan antara makan telur dan penyakit jantung koroner serta stroke. Penelitian dipimpin oleh Dr Dominik Alexander dari EpidStat Institute AS. Ia mengatakan riset dibutuhkan untuk mengerti hubungan antara konsumsi telur dan risiko stroke.

"Telur memiliki kandungan nutrisi baik, termasuk antioksidan yang terbukti mengurangi stres oksidatif dan inflamasi. Telur pun merupakan sumber protein yang baik yang berhubungan dengan tekanan darah lebih rendah," kata Alexander.

Satu butir telur disebutkan mengandung 6 gram protein kualitas tinggi dan antioksidan lutein serta zeaxanthin. Kedua antioksidan ini ditemukan dalam kuning telur. Bagian kuning itu juga mengandung vitamin D, E dan A.

Vitamin E sebelumnya ditemukan mengurangi risiko serangan jantung di masa depan pada orang yang mengalami sakit jantung, sementara lutein mungkin berguna melindungi jantung dari penyumbatan di arteri.

Penemuan ini membuat dukungan lebih jauh untuk membuat perubahan pada 2015 Dietary Guidelines for Americans yang saat ini menyarankan konsumsi telur secara teratur di antara sumber protein lain.

Pada analisis di 2015 ditemukan pula kolesterol dari makanan terbukti tak berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.

Dr Tia Rains dari The Egg Nutrition Center mengatakan,"Review sistematis dan meta analisis menggarisbawahi riset sebelumnya yang membuktikan kurangnya bukti pengaruh telur terhadap penyakit jantung. Dan sekarang dibuktikan efek bermanfaat makan telur dengan risiko stroke."

Penemuan ini diterbitkan di jurnal American College of Nutrition.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com