Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2016, 18:03 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Status negatif di media sosial, baik yang kita tulis sendiri maupun orang lain, bisa jadi racun dalam kesehatan mental. Misalnya, update status mengenai kekesalan terhadap orang lain, menghina atau menjelek-jelekkan seseorang.

Emotional Quotient (EQ) Trainer, Anthony Dio Martin mengatakan, jika setiap hari terus dibombardir dengan hal-hal negatif, pola pikir dan emosi seseorang pun akan menjadi negatif.

"Cara berpikirmu, memengaruhi emosimu, memengaruhi tindakanmu. Kalau kita tiap hari dibombardir hal negatif, emosi kita jadi negatif. Jadi stres lah, jengkel lah," ujar Martin di sela-sela seminar Mental Detoxification di Universitas Atma Jaya, Rabu (2/11/2016).

Sebaliknya, jika kita lebih sering membaca, melihat, mendengar, atau dikelilingi hal-hal yang positif, maka pola pikir, emosi, dan suatu tindakan pun akan menjadi lebih positif dan bermanfaat.

Martin menuturkan, ketika melihat segala sesuatu dari sisi negatif, juga tak ada manfaat positif yang didapat. Akibatnya, interaksi sosial dengan orang lain bisa memburuk karena selalu berpikiran negatif pada orang lain.

"Lama-lama kita lihat dunia itu kelabu, jahat. Kita cenderung pesimis dibanding melihat kesempatan. Kita jadi tidak melihat peluang sesuatu yang positif," kata Martin.

Ketua Program Studi S1 Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya, Dr. Yohana Ratrin Hestyanti, Psi, menambahkan, media sosial memang tak hanya menjadi gudang informasi, tetapi bisa menjadi salah satu pemicu masuknya racun dalam mental jika digunakan dengan tidak cerdas

"Ketika orang mudah tersulut emosi dan tanpa pikir panjang forward ke orang lain, maka dia sudah keracunan informasi, lalu dia tambah menyebar racun itu ke orang banyak. Ini jadi enggak baik," ucap Yohana.

Menurut Yohana, paparan negatif dari media sosial bisa menurunkan kualitas mental, seperti sulit menahan emosi.

Melalui smartphone, pengguna media sosial seharusnya bisa memilah informasi dengan cerdas. Seraplah informasi yang lebih positif.

"Kita harus bisa menseleksi informasi. Ambil informasi yang bisa menjadi gizi untuk mental kita," kata Yohana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com