Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Sehat Menambah Berat Badan untuk Si Kurus

Kompas.com - 15/11/2016, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Walau pun berbadan ramping sebenarnya menyehatkan, tetapi berat badan di bawah normal alias kurus bisa menenggelamkan kepercayaan diri seseorang. Sayangnya, usaha menambah berat badan seringkali tidak mudah.

Prinsip menambah berat badan memanglah dengan menambah porsi makan, walau begitu perlu dilakukan dengan tepat agar berat badan ideal dapat dicapai.

Menurut dr.Stella Evangeline Bela, spesialis gizi klinik, orang yang sulit menaikkan berat badan perlu melakukan analisa kesehatan fisik, terutama pola makannya.

"Dianalisa dulu apakah cukup makannya, benar enggak makannya, isinya seperti apa," kata dokter dari RS Mitra Keluarga Bekasi Timur ini.

Stella mengatakan, jika ingin menambah berat badan, yang harus ditambah tentu kalorinya. "Caranya dengan mengasup apa yang mudah dikonsumsi, paling mudah dengan minum susu. Itu pun tidak cukup hanya pagi dan malam, tapi paling tidak setiap porsi makan ditambah susu," ujarnya.

Pilihan susunya boleh susu khusus yang tinggi protein atau yang tinggi kalori. "Susu biasa juga bisa tapi agak dibuat kental agar kalorinya tinggi," imbuhnya.

Selain pola makan, perlu dicek juga kondisi saluran pencernaannya. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah, perlu dilakukan pemeriksaan feses.

"Terkadang ada yang mengalami malabsorpsi, jadi makanan tidak bisa diserap. Kondisi saluran cerna itu bisa dianalisa dari kotoran," katanya.

Faktor lain yang harus diperiksa adalah hormonal. Gangguan hipertiroid menurut Stella merupakan salah satu penyebab berat badan sulit bertambah.

Orang yang mengalami hipertiroid selain cenderung bertubuh kurus, juga memiliki gejala lain seperti mata melotot, sering berdebar-debar, atau keringat dingin.

Upaya menaikkan bobot tubuh juga bisa terhambat oleh adanya penyakit infeksi. Penyakit ini seperti benalu bagi tubuh kita.

"Di Indonesia penyakit TBC cukup banyak dan terkadang tidak bermanifestasi dalam bentuk batuk. Banyak yang sebenarnya sudah kena tapi belum bergejala," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com