Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2016, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Naiknya suhu tubuh pada anak memang menjadi salah satu hal yang ditakutkan orangtua, sampai-sampai para tenaga medis menyebutnya "fobia demam."

Apakah Anda termasuk orang yang merasa takut dengan demam? Ketahui fakta-fakta berikut ini karena bisa membuat rasa takut Anda berkurang.

1. Disebut demam jika suhunya di atas 38
Suhu tubuh si kecil terasa hangat dan pipinya kemerahan. Buru-buru Anda mengukur suhu tubuhnya dan angka di termometer menunjukkan bacaan 37,3 derajat celcius. Apakah sebaiknya bayi diberi parasetamol atau segera dibawa ke dokter? Tunggu dulu. Faktanya, si kecil belum dianggap demam.

Suhu tubuh bayi, seperti halnya pada orang dewasa, bisa meningkat karena berbagai sebab, mulai dari aktivitas fisik berlebihan sampai kepanasan karena baju terlalu tebal. Suhu tubuh bayi juga terkadang berbeda di siang hari dan malam hari. Jadi, bila suhu tubuh bayi kurang dari 38 jangan buru-buru menganggapnya demam. Meski begitu, tetap perhatikan perilakunya apakah ia tampak lesu atau aktif.

2. Demam yang disebabkan bakteri berbeda dengan virus
Demam karena virus terjadi ketika tubuh melawan penyakit akibat serangan virus, mulai dari flu, batuk pilek biasa, atau gangguan pencernaan. Demam karena virus biasanya menghilang dalam 3 hari. Antibiotik tak banyak berpengaruh.

Demam karena bakteri terjadi karena tubuh melawan infeksi bakteri, misalnya infeksi telinga, infeksi saluran kemih, atau bakteri radang paru (pneumonia). Infeksi bakteri lebih jarang, tetapi bisa berakibat lebih serius jika tidak ditangani. Pengobatannya adalah dengan antibiotik.

3. Bahaya pada bayi lebih muda dari usia 3 bulan
Bila bayi Anda berusia kurang dari 3 bulan, maka fobia demam adalah hal yang beralasan. Suhu tubuh lebih dari 38 pada bayi adalah kegawatan.

Segera bawa bayi ke dokter, bahkan jika itu tengah malam. Ada dua alasan mengapa kondisi ini tak bisa diabaikan. Pertama, lapisan pelindung sel antara aliran darah dan sistem saraf bayi sangat tipis. Ini berarti infeksi bakteri bisa membuatnya menyebrang dan memberi efek berbahaya.

Selain itu, bayi berusia kurang dari 3 bulan belum bisa menunjukkan gejala infeksi parah seperti bayi berusia lebih tua.

4. Pengukuran dari rektum paling akurat
Untuk mendapatkan bacaan suhu tubuh yang paling akurat, ukurlah melalui rektum. Pengukuran lewat ketiak, atau bahkan telinga, tak seakurat melalui rektum.

5. Atasi gejalanya, bukan angkanya
Banyak orangtua percaya, makin tinggi suhu tubuhnya makin parah sakit anak. Padahal tidak demikian. Bayi dengan suhu tubuh 37,8 bisa saja merasa nyaman, aktif bermain di kasur, sementara yang suhu tubuhnya 37,4 sudah rewel dan lesu.

Apakah ini berarti bayi yang tampak nyaman tidak perlu obat penurun demam? Ya. Menurut dokter anak dan juru bicara Ikatan Pediatrik AS, Janice Sullivan, yang harus diatasi adalah gejala yang dirasakan anak.

"Atasi ketidaknyamanan anak, bukan demamnya. Ingatlah bahwa demam sebenarnya justru membantu tubuh melawan penyakit," kata Sullivan.

Dengan kata lain, dari pada fokus pada naik turunnya suhu tubuh, perhatikan gejala dan perilaku anak yang menunjukkan berat ringannya penyakit. Anak yang tampak kelelahan dan kurang aktif justru menjadi indikator yang lebih tepat ketimbang suhu tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com