Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Berat Badan yang Gampang Naik dan Turun

Kompas.com - 22/11/2016, 16:00 WIB

KOMPAS.com - Tak sedikit wanita yang melakukan diet justru terjebak dalam diet yoyo. Berat badan sudah berhasil diturunkan, namun akhirnya naik lagi.

Dampak dari diet yoyo ini bukan cuma membuat berat badan tidak stabil, tapi lebih dari itu bisa meningkatkan risiko gangguan jantung.

Demikian menurut penelitian yang dilakukan dengan mengamati data lebih dari 160.000 wanita pascamenopause yang ambil bagian dalam Women's Health Initiative (WHI) di tahun 1991.

Para peneliti menemukan, wanita yang berat badannya sebenarnya berada dalam rentang normal, namun mengalami fluktuasi berat badan lebih dari 4,5 kilogram, memiliki risiko meninggal karena penyakit jantung koroner sampai 66 persen.

Risiko itu ditemui dalam 11 tahun periode penelitian, dibandingkan dengan wanita yang flukutasi berat badannya kurang dari 4,5 kg.

Yang menarik, kaitan antara fluktuasi berat badan dengan penyakit jantung tersebut hanya ada pada wanita yang memiliki bobot tubuh dalam rentang normal, bukan pada wanita yang kegemukan.

Dr.Somwail Rasla, ketua peneliti, mengatakan, hasil penelitian ini sama dengan apa yang sudah lama dikenal dalam dunia medis, yaitu paradoks oobesitas.

Paradoks obesitas adalah istilah untuk menggambarkan bahwa seseorang yang obesitas bisa sehat, bahkan lebih sehat, dalam perhitungan tertentu, dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.

Meski demikian, studi mengenai berat badan yoyo ini bersifat observasi, sehingga tidak dapat menunjukkan kaitan sebab akibat.

Belum jelas juga bagaimana fluktuasi berat badan dan gangguan jantung bisa terkait. Namun, ada dugaan naik turunnya berat badan meningkatkan risiko inflamasi kronik dalam tubuh, sehingga memicu gangguan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com